YOGYAKARTA — Pada hari Senin, 27 Oktober 2025, kegiatan Pembudayaan nilai nilai pancasila diisi oleh Kak Suyanto dengan tema Peran Pemuda dalam Membangun Ekonomi Yogyakarta Berbasis Ekonomi Kreatif.
Kak Prof. Muhammad Suyanto, pendiri Universitas Amikom Yogyakarta sekaligus produser dan penulis film internasional Battle of Surabaya, berbagi pandangan mendalam mengenai pentingnya peran generasi muda dalam mendorong kemajuan ekonomi kreatif di Yogyakarta.
Sebagai sosok yang kini juga tergabung dalam United Talent Agency, Beverly Hills, California, Kak Suyanto menegaskan bahwa kunci utama ekonomi kreatif terletak pada tiga unsur yang disebutnya sebagai Creative Capital: Talent, Technology, dan Tolerance.
“Jogja adalah lembah ekonomi kreatif. Yang bisa menghidupkannya bukan siapa-siapa, tapi generasi muda sendiri,” ujarnya.
Dalam paparannya, Kak Suyanto menjelaskan bahwa Yogyakarta memiliki beragam potensi ekonomi kreatif, mulai dari film dan animasi, kriya, kuliner, hingga digital startup.
Ia menyebutkan keunggulan ini selaras dengan potensi daerah yang diidentifikasi oleh Bappenas serta sejalan dengan program flagship kepemudaan DIY yang menekankan sinergi antara pendidikan, ekonomi, dan pariwisata.
Salah satu pesan yang ditekankan Kak Suyanto adalah prinsip “Write locally, sell globally”, berkarya dengan akar budaya lokal namun berorientasi pada pasar global. Ia mencontohkan pengalamannya dalam produksi film Battle of Surabaya yang menampilkan nilai-nilai Indonesia dengan gaya sinematik berstandar internasional.
Beberapa cuplikan karya film dan animasi juga turut ditampilkan, menggambarkan bagaimana nilai budaya Nusantara dapat dikemas secara modern dan mendunia.
Menjawab pertanyaan salah satu peserta tentang proses riset hingga berhasil memperoleh paten di Hollywood, Kak Suyanto menjelaskan bahwa perjalanan tersebut dimulai dari riset yang mendalam terhadap nilai-nilai lokal, kemudian dikembangkan dengan pendekatan naratif dan teknologi global.
Ia bahkan melakukan bedah cerita Al-Qur’an untuk menemukan nilai universal yang bisa diterjemahkan ke dalam naskah film dengan selera Hollywood.
Sebagai penutup, Kak Suyanto yang di kancah internasional dipanggil dengan sebutan Prof. M berpesan kepada generasi muda agar tidak takut bermimpi besar dan terus mengasah kemampuan kreatif.
“Ekonomi kreatif berbasis digital adalah emasnya Yogyakarta di masa yang akan datang,” pungkasnya penuh keyakinan.
Keseruan materi Kak Suyanto ini juga memberikan inspirasi para peserta yang dengan penuh antusias menyampaikan berbagai pertanyaan menarik.



























