YOGYAKARTA — Bertempat di Gedhong Pracimasono, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Musyawarah Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi dibuka oleh Kak Aria Nugrahadi, Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Kak Aria membacakan sambutan dari Gubernur DIY selaku Ketua Majelis Pembimbing Daerah dalam rangka pembukaan Musda 2025 Kwarda DIY.
Di awal sambutannya, Ketua Mabida DIY menyampaikan bahwa dunia yang kian terbelah, oleh polarisasi sosial dan ideologi global, Pramuka menjadi jangkar moral, yang meneguhkan Bhinneka Tunggal Ika.
Penelitian Kirchhoff et al. (2024) menunjukkan, bahwa kegiatan kepanduan berpotensi membangun collective efficacy, melahirkan keyakinan, bahwa perubahan sosial lahir dari kerja sama, bukan ego individu. Nilai itu sejiwa dengan falsafah urip iku urup, hidup yang sejati adalah hidup yang menyalakan terang bagi sesama.
“Dalam membangun nilai kebangsaan, Gerakan Pramuka adalah kawah candradimuka manusia Pancasila. Dalam Tri Satya dan Dasa Darma, terkandung nilai-nilai moral, yang membentuk watak kebangsaan,” ujar Kamabida sebagaimana dibacakan oleh Kak Aria.
Menurutnya Kamabida DIY, Kegiatan kepanduan membentuk pathways to purpose: jalan menuju kehidupan yang bermakna, di mana kepedulian menjadi fondasi jati diri.
“Artinya, Pramuka melahirkan purpose-driven citizens, warga yang hidup dengan kesadaran moral, sosial, dan spiritual. Ini selaras dengan semangat Saya Pramuka, saya Indonesia, saya Pancasila,” tegasnya.
Selain itu, Gerakan Pramuka, adalah sekolah kepemimpinan yang paling nyata. Melalui prinsip learning by doing, Pramuka membentuk keberanian, kemandirian, dan tetap lembut dalam budi; adaptif terhadap zaman, namun kokoh berakar pada nilai kebangsaan.
Hal ini relevan, karena setiap zaman membawa ujiannya sendiri. Apa yang hari ini kita sebut kemajuan, kadang datang dengan wajah baru dari tantangan. Gerakan Pramuka, tidak bisa menampilkan romansa masa lalu; ia harus menyiapkan diri menjadi pelopor dalam perubahan masa depan.
Apabila disederhanakan, setidaknya ada empat tantangan terbesar kita hari ini, meliputi teknologi, sumber daya manusia, kesenjangan wilayah, dan nilai kebangsaan.
Kemajuan teknologi informasi, dapat menjadi pisau bermata dua: membawa peluang pembelajaran digital, namun juga potensi disorientasi karakter.
“Karena itu, Pramuka harus menanamkan literasi digital beretika, agar teknologi menjadi alat pengabdian, bukan candu kebanggaan,” sambungnya.
Tantangan berikutnya adalah kualitas pembina dan tenaga pendidik. Banyak pembina, belum sepenuhnya siap mengintegrasikan metode modern dalam latihan Pramuka. Maka, pengembangan kapasitas pembina menjadi prioritas: melatih yang melatih membina yang membina.
Kamabida juga menjelaskan bahwa dalam model kaderisasi, bahwa hubungan mentorship antara pembina dan anggota muda, memperkuat kepercayaan diri, serta makna hidup mereka.
Itulah kepemimpinan sejati, tumbuh dari rasa dan empati, bukan dari kuasa dan ego. Dalam falsafah Jawa disebut memayu rasa: menajamkan budi dan menuntun dengan welas asih.
“Kita berada di tengah pusaran era digital. Teknologi, membawa berkah sekaligus ujian. Di satu sisi, ia mempercepat pembelajaran; di sisi lain, ia bisa melunturkan nilai. Karenanya, Gerakan Pramuka harus menjadi pelita, yang menuntun generasi muda agar cakap teknologi, namun tetap berkarakter,” ujar Kak Aria.
Itulah mengapa, Pramuka perlu menekankan pentingnya literasi digital dan penguatan kompetensi abad ke-21: komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas.
Kajian membuktikan, bahwa meskipun pandemi pernah membatasi ruang gerak, kegiatan virtual scouting, tetap menumbuhkan tanggung jawab dan solidaritas sosial.
“Pramuka telah membuktikan, bahkan dalam dunia daring, nilai-nilai kebajikan tak pernah kehilangan bentuknya. Kita ingin melahirkan digital humanists, Pramuka yang tangkas dalam teknologi, tapi tetap berkarakter,” pungkasnya.
Simbolisasi pembukaan Musda ditandai dengan pemukulan bende oleh Kak Aria Nugrahadi didampingi oleh Ketua Kwarda DIY, perwakilan Kwartir Nasional, dan ketua panitia. (cst)