YOGYAKARTA — Dalam upaya meningkatkan literasi dan rasa ingin tahu, Gugus Depan Pangkalan MAN 1 Yogyakarta mengajak anggota mendalami sejarah sandi dengan berkunjung ke Museum Sandi yang terletak 1 kilometer dari madrasah.
Suasana mendung 3 Oktober 2025 menemani perjalanan singkat mereka menuju satu-satunya Museum Sandi di Indonesia. Museum Sandi Yogyakarta tak hanya menampilkan macam-macam sandi tetapi juga menyajikan sebuah sejarah yang menjadi latar belakang sandi-sandi tersebut masih digunakan sampai sekarang.
Latihan Rutin materi sandi dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, pada Jumat 3 Oktober 2025 dan Jumat pekan depan pada jadwal pertemuan Latihan Rutin selanjutnya. Siswa kelas X terbagi menjadi 2 kloter. Pada Jumat pekan ini, 4 kelas pertama berkesempatan mengunjungi Museum Sandi untuk melihat dan menikmati panjangnya alur sejarah sandi.
Sedangkan, 5 kelas lainnya akan mendalami materi-materi sandi terlebih dahulu di MAN 1 Yogyakarta lalu mengerjakan soal-soal melalui quizizz dan games perburuan sandi, sehingga mereka siap untuk berkunjung ke Museum Sandi pada Jumat pekan depan.
Sambutan hangat dari Pembina Apel Buka menjadi awal keseruan Latihan Rutin hari ini. Peserta terlihat bersemangat dan penasaran dengan penjelasan dari pemandu Museum Sandi.
Perjalanan panjang sejarah sandi dan kisah-kisah penerapan sandi pada zaman dahulu menciptakan suasana yang menegangkan sekaligus menyenangkan.
Suasana setiap ruang kelas X di MAN 1 Yogyakarta tidak kalah asik, rasa penasaran dan ambisius peserta untuk menjawab soal-soal quizizz serta games berburu sandi mengisi heningnya siang di MAN 1 Yogyakarta.
“Sangat melelahkan tetapi seru banget kak, kalau bisa banyakin aktivitas-aktivitas yang berhadiah agar bisa meningkatkan semangat para siswa dalam berpramuka karena bisa meningkatkan kerja sama tim dan mengetest kemampuan tiap anggota dalam mengartikan sandi-sandi yang diajarkan.” tutur Abivansah, sangga Penegas F yang berhasil menang dalam games berburu sandi.
Kegiatan ini diakhiri dengan penyematan tanda kecakapan khusus sebagai penghargaan kepada Dewan Ambalan yang berhasil memenuhi syarat kecakapan khusus di berbagai bidang. Kak Yudistiro Adhi Nugroho, S.S. selaku Pembina Apel Tutup mengakhiri kegiatan ini dengan amanat,
“Belajar sandi itu intinya melatih daya ingat, kecerdasan, dan ketelitian,” tegasnya.
Harapannya pengetahuan sandi ini menjadi sesuatu yang terus bermanfaat. Nilai-nilai baik yang kalian dapat hari ini harap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak lupa apresiasi bagi kakak-kakak yang berhasil mendapat TKK, diharapkan bisa memberi semangat untuk kalian lebih baik lagi, jangan sungkan untuk melihatkan potensi karena madrasah akan selalu b menghargai dan memberikan apresiasi kepada anak yang baik di berbagai bidang.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan siswa kelas X mampu mengenal macam-macam sandi pramuka dan memahami sejarah sandi, menumbuhkan rasa kerja sama dalam kelompok sehingga cakap dalam memecahkan masalah, serta menjadi individu yang menghargai serta melestarikan sejarah persandian bangsa.