PRAMUKADIY — Selain menjadi momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni juga merupakan ulang tahun Earth Tribe Initiative, program WOSM dalam bidang lingkungan dan keberlanjutan (environment & sustainability). Adalah tahun 2020 ketika Earth Tribe hadir menggantikan jenama World Scout Environment Programme (WSEP).
Ada beberapa poin yang menjadi penegas makna nama maupun kerangka Earth Tribe. Pertama, alasan kenapa menggunakan istilah suku (tribe) ada pada identifikasi masyarakat kesukuan (tribal community) atau masyarakat adat dengan kedekatannya dengan alam, maupun tidak ayalnya mereka dalam menjaganya.
Pada masa lalu maupun hari ini, masyarakat adat berpenghidupan dari hutan, maupun menjadi tulang punggung penjagaan hutan untuk keseimbangan ekosistem dan iklim bumi.
Kedua, disebutkan dalam Earth Tribe Implementation Manual (2020), “Members of a tribe support each other to discover their individual and own unique path. The tribe survives only through the collective effort of its members.”
Adanya kesadaran kolektif (untuk saling menjaga), sembari tetap ada keunikan individu, konsep ini sangat cocok dengan kepanduan atau kepramukaan yang erat dengan perjalanan personal, sembari menyadari pentingnya kerja sama berkelompok.
Maka, Suku Bumi adalah harapan pada masyarakat bumi (dalam hal ini para pandu) untuk saling menjaga satu sama lain dengan menjaga habitat bersama, dengan tetap menyadari konteks lokal dan individu masing-masing. Suku Bumi adalah perjalanan personal (personal journey) dalam masyarakat global.
Aksi Pramuka secara Individu lagi Kolektif
Kerangka kepramukaan yang erat dengan kecakapan dan penghargaan personal, menyaratkan Pramuka dengan pendalaman kecakapan diri yang akan dihargai (rewarded).
Dari SKU, SKK, SKK di satuan karya, hingga kerangka tantangan (challenge) di Earth Tribe pun menuntut pandu untuk mendalami isu (lingkungan) untuk mendorong pada aksi-aksi nyata.
Kita perlu sadari bersama bahwa selalu ada pemahaman dan kesadaran terhadap isu, sebelum melakukan aksi nyata.
Namun Pramuka juga (tentu) kolektif.
Sistem berkelompok sebagai metode kepramukaan, adanya barung/regu/sangga/reka, hingga banyak aktivitas lainnya yang membutuhkan kerja sama berkelompok, menegaskan kembali keniscayaan (kolektivitas) ini.
Dalam konteks isu dan aksi lingkungan, banyak aksi lingkungan yang begitu efektif jika dilakukan secara kolektif. Mengurangi plastik sekali pakai, menanam pohon, hingga membiasakan bermobilitas minim polusi akan terasa signifikan jika dilakukan secara kolektif. Kepramukaan sangat memiliki modal untuk mendorong hal ini.
Kata Baden-Powell, “Nature is the key activity of scouting.” Kutipan ini cukup mengingatkan kita lagi kedekatan kita dengan (aktivitas bersama) alam. Yang kemudian menegaskan, karena dekat maka kita (harusnya) peduli dan menjaganya. Seperti masyarakat adat yang hidup seiring dengan alam, dan tentu menjaganya.
Selain peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan ulang tahun Earth Tribe, 5 Juni tahun ini juga menjadi hari rilisnya inisiasi peduli lingkungan oleh gudepku, Pramuka UGM.
LokaLogi, yang dirilis sebagai jenama (brand) ikonik Pramuka UGM, berusaha memulai dan mengajak dunia untuk sadar isu lingkungan dan persampahan, untuk mengambil porsi perannya dalam aksi solusi.