BANTUL — Usai dibuka, Pelatihan Manajemen Risiko Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY), Minggu (08/03/2020), berlanjut dengan berbagai materi dari para fasilitator dan instruktur.
Hari pertama pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi panitia Jogja International Scout Camp (JISC) ini diisi dengan pengantar pelatihan di antaranya terkait kebijakan strategi, konsep kegiatan, termasuk peran kehumasan, dan sistem administrasi serta pelaporan.
Hari kedua, Senin (09/03/2020) peserta pelatihan yang merupakan utusan dari Kwartir Cabang dan unsur Kwarda mendapatkan paparan terkait Safe From Harm yang menjadi standar kehidupan kepramukaan terutama untuk perkemahan dari World Organization of the Scout Movement (WOSM)/organisasi kepanduan dunia oleh Kak Laiyin.
Untuk lebih memahami dan mengetahui langsung penguasaan materi, peserta dibagi dalam beberapa kelompok dengan masing-masing bahasan di antaranya, Perundungan (Buliying), Pelecehan Sexual (Sexual Abuse), Pengabaian (Negletching), Kekerasan Fisik (Physical Harrasment), dan Kekerasan Verbal (Verbal Harrasment).
Pada Jambore Dunia/World Scout Jamboree (WSJ) yang diselenggarakan tahun 2019 lalu disyaratkan untuk menyelesaikan sertifikat Safe From Harm dengan cara onLine/data jejaring (daring). Peserta pelatihan ini nantinya diharuskan menyelesaikan proses sertifikasi melalui link yang dibagikan.
“Diharapkan peserta akan mengerti dan mempraktikkan langsung apa saja yang mesti diperhatikan dalam berinteraksi dengan sesama Pramuka secara standar Internasional,” tegas Kak Laiyin.
Materi dilanjutkan dengan mengulas Manajemen Keselamatan kegiatan alam terbuka (Outdoor Safety Activity Management) yang dibawakan oleh Kak Ditra Ayi Kurniawan atau biasa dipanggil Kak Ayik.
Dalam kesempatan ini, Kak Ayik mencoba mengubah mindset peserta dengan pokok bahasan bahwa yang dikelola dalam kegiatan adalah keselamatannya, yaitu karena ingin selamat, bukan ingin berisiko.

Sebagaimana diketahui, materi ini disadur dari buku yang telah ditulis oleh pemateri dengan judul Black Book of Rover Scout yang berisi pengalaman penulis selama berkegiatan Pramuka dengan ulasan manajemen risiko.
Disebutkan strategi pengelolaan keselamatan yang dirumuskan dalam PDCA yaitu Plan, Do, Check, Act dengan hal-hal yang mempengaruhi disekelilingnya di antaranya People (pelaku), Equipment (peralatan), Environment (lingkungan), Procedures (prosedur), Organization (penyelenggaraan).
Akhir sesi di hari kedua diisi dengan diskusi kelompok, peserta menilai/mengkaji risiko-risiko kegiatan. Dua risiko yang kemungkinan terjadi dalam kegiatan di setiap sub camp dan Main Camp dikaji lebih dalam oleh peserta. (fdg/cst)
Mohon izin share situs referensi kepramukaan kak, Materi Pramuka Blog.