Tanggal 18 Oktober 1939 menjadi sebuah awal sejarah kepemimpinan dalam kehidupan Dorodjatun, nama kecil Kak Sultan. Situasi Eropa yang memanas dan genting menjadikan alasan ayahnya, Sri Sultan Hamengku Buwono VIII memanggil semua putra-putranya untuk kembali ke tanah Jawa.
Sembilan tahun Kak Sultan muda menimba ilmu di negeri Belanda. Sebuah telegram sang ayah membuatnya harus meninggalkan masa-masa akhir pendidikannya dan pulang kembali ke Yogyakarta.
18 Maret 1940 dinobatkan sebagai Raja Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar “Sampeyan dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX.”
Selain sebagai seorang Raja, inilah 18 jejak karir kepemimpinan Kak Sultan,
- Tahun 1945, beliau menjabat sebagai Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta
- Menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III pada tanggal 2 Oktober 1946 sampai tanggal 27 Juni 1947.
- Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II sejak tanggal 3 Juli 1947 hingga 11 November 1947 dan dilanjutkan tanggal 11 November 1947 sampai 28 Januari 1948).
- Menteri Negara pada Kabinet Hatta I dari tanggal 29 Januari 1948 sampai tanggal 4 Agustus 1949.
- Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II mulai tanggal 4 Agustus 1949 hingga 20 Desember 1949.
- Menteri Pertahanan pada masa RIS sejak tanggal 20 Desember 1949 hingga tanggal 6 September 1950. Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir sejak tanggal 6 September 1950 samapi tanggal 27 April 1951
- Sebagai salah seorang founding father Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak mulai pendirian balai perguruan tinggi pada tanggal 17 Februari 1946 sampai berdiri UGM tanggal 19 Desember 1949, hingga berubah menjadi Universitiet Negeri Gadjah Mada sampai menjadi Universitas Gadjah Mada pada tahun 1954. Atas usahanya, kemudian beliau dipilih menjadi Ketua Dewan Kurator UGM pada tahun 1951.
- Ketua Dewan Pariwisata Indonesia tahun 1956
- Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan tahun 1957
- Ketua Federasi ASEAN Games tahun 1958
- Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pada tanggal 5 Juli 1959
- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang pertama kali sekaligus yang terbanyak periode (masa bakti) hingga menjabat selama 4 periode; masa bakti tahun 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.
- Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata tahun 1963
- Pada tahun 1963-1964 menjabat sebagai Ketua BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).
- Menteri Koordinator Pembangunan pada tahun 1966 dan kemudian menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi. Tahun 1967 Kak Sultan menjabat sebagai Menteri Negara Ekonomi, Keuangan, dan Industri. Tahun 1968 menjadi Menteri Negara Keuangan dan berlanjut pada 1971 kembali menjadi Menteri Ekuin
- Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat tahun 1968
- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI tahun 1968
- Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 25 Maret 1973 hingga tanggal 23 Maret 1978
Karir kepemimpinan Kak Sultan HB IX tersebut menjadi sebuah pembuktian pemenuhan janji yang diucapkan dalam pidato penobatannya sebagai seorang Raja, bahwa semoga dirinya dapat bekerja untuk memenuhi kepentingan nusa dan bangsa, sebatas pengetahuan dan kemampuan yang ada padanya.
Atas segala jasa dan perjuangannya terhadap negara, pada tanggal 8 Juni 2003, Sri Sultan Hamengku Buwono IX diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia oleh presiden Megawati Soekarno Putri. (cst)