Assalamualaikum wr. wb.
Salam Sehat-Sejahtera untuk kita semua,
Yth. Pengurus Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY,
Yth. Para Perwakilan Penerima Lencana Kehormatan dan
Peserta Upacara Virtual, segenap Jajaran Pramuka
dalam semua jenjang yang kita banggakan,
Salam Pramuka!
KETIKA merayakan Hari Pramuka Ke-60 hari ini, meski masih penuh keprihatinan, kita sudah dalam suasana maraknya HUT Kemerdekaan RI Ke-76.
Peringatan dengan tema: “Pramuka Berbakti Mengadaptasi Kebiasaan Baru dengan Gerakan Kedisiplinan dan Kepedulian Nasional” ini, konsekuensinya Pramuka harus membaktikan kepeduliannya guna membantu mengedukasi masyarakat dalam pelaksanaan disiplin pada Protokol Kesehatan.
Dengan etos kerja: “Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan”, mestinya kerja-kerja voluntir Pramuka lebih beragam. Misalnya, secara proaktif terjun membantu Tenaga Kesehatan yang kini sudah tampak kelelahan itu. Dalam hal ini, bekal dari Diklat Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan Jenjang Penegak dan Pandega mestinya dapat “kudharmakan dan kubaktikan”.
Lahan pengabdian itu tidak hanya itu saja, tetapi misalnya bisa dengan mendirikan Posko Kemanusiaaan dan Dapur Umum di tengah masyarakat miskin, membantu menyiapkan Shelter-Shelter di tingkat Kelurahan atau Kapanewon bagi para penyandang covid ringan.
Atau mengedukasi dan memindahkan penderita covid ringan dari isoman di rumah yang tidak memenuhi syarat ke shelter atau isoter. Dengan maksud, agar tidak menjadi sumber penularan di tingkat keluarga dan berjangkit ke tetangga. Maka, slogan: “Jaga Keluarga, Jaga Tetangga” harus diwujudkan secara nyata.
Para Peserta Upacara, baik yang Hadir, maupun Virtual,
DASA-DHARMA itu sejatinya adalah modalitas kepemimpinan masa depan, sebagai pembaharu gagasan, perilaku dan tindakan, serta kekuatan moral bangsa, bagian dari pelaku utama Revolusi Mental. Kesadaan akan idealisme disertai semangat perjuangan dan kepedulian nasional yang tak kenal lelah, serta sikap kesetiakawanan yang terus terpupuk, merupakan syarat bagi terciptanya sosok kepemimpinan Pramuka demi masa depan bangsa.
Sejarah mencatat dengan tinta emas, bahwa perjalanan perjuangan bangsa selalu dikawal dan digerakkan oleh kaum muda, serta dari pergerakan pemuda itulah muncul pemimpin-pemimpin bangsa.
Maka, tidak bisa dinafikan jika Revolusi ’45 adalah akumulasi perjuangan kaum muda dalam rangkaian peristiwaa long-march sejak para cendekiawan STOVIA mendirikan Budi Utomo 20 Mei 2008, yang disatukan dalam ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 2028, dan berpuncak pada Proklamasi 17 Agustus 1945.
Jika menilik kelompok usianya, mayoritas kaum muda yang ada di dalam Gerakan Pramuka adalah peserta didik dalam berbagai jenjang. Mereka bukanlah untuk dicetak menjadi semacam robot, tetapi sebagai manusia merdeka yang berperan aktif untuk melakukan kegiatan sosial yang bersifat konstruktif.
Di dalam Indonesia Masa Depan, dengan berbekal “Indonesia-Tangguh, Indonesia-Tumbuh”, mereka adalah generasi tangguh bencana pandemi yang sudah teruji. Karena dibina oleh keadaan, ditempa oleh pengalaman dan disatukan oleh tujuan dalam Gerakan Pramuka.
Menurut Charles Darwin, “Bukan mereka yang kuat yang akan bertahan, tapi adalah yang bisa menyesuaikan diri yang bertahan hidup”. Maka pertanyaannya, “Sudah adaptifkah kita dengan keadaan baru, new normal, yang tak terelakkan ini? Itulah mengapa dunia kesehatan harus terus-menerus menyesuaikan diri. Penemuan-penemuan baru untuk mengatasi pandemi covid dalam berbagai varian harus dikembangkan berkelanjutan.
Karena, bisa jadi solusi yang diterapkan telah usang dan tidak berlaku. Itulah mengapa ahli virologi dan epidemiologi, harus melakukan evaluasi dan membuat prediksi. Mengevaluasi dengan angka-angka empirik mengenai sinyal penurunan dan trend epidemi yang berlaku. Membuat prediksi dengan basis indikator-indikator penyebarannya. Dan sekali lagi, sudah siapkah kita dengan keadaan baru seperti ini?
Sebagai pengemban misi “Dasa Dharma”, elemen-elemen yang berada di dalam Gerakan Pramuka ini, diharapkan bisa berperan dalam “perang” melawan virus ini.
Para Peserta Upacara, baik yang Hadir, maupun Virtual,
DENGAN pesan seperti itu, saya berpengharapan besar, agar Jajaran Pramuka dapat memberikan ketauladanan sosial sebagai misi utamanya di tengah masyarakat.
Ketika orang terbiasa berdiam di rumah, mereka akan lebih asyik dan enjoy mencoba berbagai hal baru yang menyenangkan. Salah satunya melakukan self health-care, dengan memanfaatkan berbagai ramuan dari nilai-guna tanaman herbal yang kita miliki. Tren DIY: Do It Yourself ini pun harus juga menjadi sebuah kebiasaan baru!
Maka, berdiam di rumah bagaikan sebuah Madrasah, tempat orang belajar hidup dan berkreasi untuk menimba kehidupan yang lebih baik dalam situasi berbeda, keadaan baru dengan segala kesahajaan. Bukan lagi sebuah ilusi kehidupan dulu yang penuh gebyar, berkelimpahan dan hiper-realita.
Oleh sebab itu, hidupkanlah jiwa Pramuka-Pengabdi yang melayani, Pramuka-Akademisi yang inovatif, serta Pramuka-Peduli yang melindungi dan berbagi. Ya Allah, jauhkanlah itu semua dari sekadar Utopia. Dan, dekatkanlah menjadi Realita. Semoga keberkahan dan kebahagiaan berada di sekitar kita. Semogalah pula, semuanya: “Sehat-Sehat-Sehat” selalu.
Sebelum mengakhirinya, saya mengucapkan selamat disertai apresiasi kepada para Pejuang-Pramuka Penerima Lencana Kehormatan hari ini. Semoga Lencana yang tersemat di dada, dapat merasuk menjiwai sifat, perilaku dan tindak-tanduk terpuji sesuai misi dari lencana yang disandangnya.
Akhir kata, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkenan melimpahkan berkah serta rahmat-Nya, agar Gerakan Pramuka DIY selalu mampu menunaikan misi kemanusiaannya dan bergerak di jalan lurus-Nya, sehingga mampu mengaktualisasikan dharma-bhaktinya bagi kepentingan rakyat, bangsa dan negara di tengah pandemi covid-19 dengan segala variannya ini.
Sekian, terima kasih. Dirgahayulah Pramuka kita!
Wassalamualaikum wr. wb.
Yogyakarta, 14 Agustus 2021
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
HAMENGKU BUWONO X