Kepanduan Indonesia berkaitan erat dengan perjuangan bangsa dalam upaya meraih kemerdekaan. Dimulai men-Siagakan Kemerdekaan di tahun 1908 dengan berdirinya Budi Utomo; Meng-Galang persatuan untuk kemerdekaan, ditandai Ikrar Sumpah Pemuda 1928; Menegakkan kemerdekaan melalui Proklamasi pada 17 Agustus 1945; dan akhirnya mengisi kemerdekaan dengan memandegani (memprakarsai/mempelopori) pembangunan bangsa.
Filosofi Memandegani
Pandega adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 21 – 25 tahun, disebut juga Senior Rover, merupakan masa awal dewasa (early adulthood) menurut Teori Jean Peaget Piaget, J. (2000). “Commentary on Vygotsky”. New Ideas in Psychology, 18, 241–259.
Pada usia ini, adalah masa-masa pembentukan kemandirian pribadi, masa mempersiapkan untuk berkarir, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.
Pramuka Pandega umumnya kreatif, suka berkarya dan selalu ingin menunjukkan eksistensinya. Golongan Pramuka setelah Penegak ini mendapatkan pembinaan dalam satuan yang disebut Racana di Gugusdepan.
Kiasan Dasar
Racana adalah tempat berdinamikanya para pandega. Racana memiliki arti dasar penyangga, atau tiang bangunan yang dalam bahasa jawa disebut umpak. Penamaan Racana pada umumnya menggunakan nama-nama pahlawan.
Akan tetapi, bisa juga menggunakan penamaan dari jenis senjata khas, nama kerajaan dalam pewayangan, atau nama cerita-cerita mitos. Dasarnya adalah bagaimana yang terbaik menurut anggota Racana, sehingga memiliki makna dan kebanggaan.
Kegiatan Pandega
Semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik masih terus memerlukan bimbingan dan pendampingan orang dewasa, begitu pula dengan kegiatan pandega, utamanya dalam proses pendidikan dan pembinaan kepribadian, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran jasmani, serta kepemimpinan sehingga dapat hidup mandiri.
Pembinaan Pramuka Pandega dilaksanakan dengan berpegang teguh pada suatu sistem dan metode yang mengandung unsur-unsur, Kesinambungan dan keteraturan; Kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan; Memanfaatkan sumber setempat yang tersedia.
Dijelaskan pada panduan penyelesaian Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Pandega, unsur kesinambungan yang dimaksud adalah Bina diri (kepentingan pribadi), yaitu tahap pengabdian untuk memperdalam dedikasi dengan pemantapan kepemimpinan dalam praktik pembinaan dan secara berkesinambungan.
Bina diri untuk pendewasakan mental, spiritual, mengarahkan keterampilan, pengarahan dan pengembangan bakat menjadi profesi, sehingga menemukan jalan kearah mandiri dan mengembangkan kewirausahaan.
Kemudian Bina satuan (kepentingan Gerakan Pramuka). Dibentuklah Dewan Kerja yang bertugas membantu Kwartir, hal itu sebagai media pengembangan kepemimpinan. Agar cakap dalam memimpin, diperlukan kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengadakan evaluasi kegiatan yang sesuai dengan aspirasi mudanya.
Pada Bina Satuan ini, Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kepada Siaga dan Penggalang melalui kegiatan sebagai instruktur yang membantu para Pembina Pramuka atau sebagai Pamong Saka. Asah kompetensinya dengan Kursus Instruktur, Kursus Pembina Pramuka, dan berbagai kursus keterampilan lainnya.
Unsur kesinambungan berikutnya adalah Bina Masyarakat, yaitu pengembangan kesadaran bermasyarakat dengan melakukan pengabdian. Dalam hal ini Pandega dapat berperan dalam kehidupan bermasyarakat sekaligus dapat meletakkan landasan bagi masa depannya.
Peran yang dianjurkan dalam pengabdian di masyarakat antara lain sebagai peneliti, penyuluh, penggerak, pelopor, atau pemimpin masyarakat. Peran-peran tersebut menjadi modal dasar bagi para pandega yang di kemudian hari bisa menjadi pemimpin bangsa dan negara.
Pengabdian pandega ini tentunya berkaitan dengan bidang-bidang yang ada pada kehidupan manusia, seperti ekonomi, sosial, budaya, agama, kesejahteraan hidup, keluarga berencana, lingkungan hidup, keamanan dan pertahanan, dan hal-hal lain sesuai dengan perkembangan zaman.
Kegiatan yang dilakukan oleh seorang Pramuka Pandega harus yang selalu berkarakter, dinamis, progresif, menantang, bermanfaat bagi diri dan masyarakat lingkungannya. Slogan dalam berkegiatan yang dibiasakan adalah dari Pandega, oleh Pandega, dan untuk Pandega.
Materi kegiatan Pandega harus memenuhi 4 H sebagaimana yang dikemukakan oleh Baden Powell yakni: Health (kesehatan jiwa dan raga; Happiness (Kebahagiaan yang meliputi 3 indikator yakni: kegembiraan, kedamaian, dan kesyukuran); Helpfulness (tolong-menolong/gotong-royong); dan Handicraft (hasta karya).
Tidak kalah pentingnya bahwa penyampaian materi kegiatan yang dilakukan oleh pramuka Pandega adalah Learning by doing (meliputi: Learning to know, learning to do dan learning to live together). Serta Learning to be (meliputi: Learning by teaching; Learning to serve; Serving to earn).
Dalam konsepnya, pembinaan bagi Pramuka Pandega lebih diarahkan untuk mempersiapkan diri sebagai pemimpin yang bertanggungjawab kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
__
CST-PusbangJusinfo