YOGYAKARTA — Sebagai tindak lanjut dari laporan dan informasi yang telah beredar terkait insiden yang terjadi di SDN Timuran Yogyakarta, berikut ini Pernyataan Resmi Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY).
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kejadian yang ada dan selalu bersatu untuk membangun Pramuka kita. (*)
Yuk, Gabung di Channel Telegram atau Channel WhatsApp Kwarda DIY.
Kirim berita atau artikel tentang kepramukaan melalui tautan berikut 👉 Kirim Berita
KML KWARCAB JOGJAKARTA, pesertanya dari luar Jogja.
Mengapa penhelenggara bukan Kwarda DIY ?
Menurut berita kemarin peserta seluruhnya 25. Disini disebut “puluhan”.
Dari SGTD, berapa masing-masing peserta. Apakah dapat berjalan METODE PRAMUKA yang harus diterapkan.
Masalah tepuk “anak Sholeh” bukan SARA, bukan RADIKALISME.
Itu biasa diajarkan di pendidikan agama.
Kalau peserta KML melakukan hal tersebut di hadapan siaga maupun penggalang, sah-sah saja, asal anggota perindukan dan anggota pasukan tersebut terdiri dari satu agama.
Begitu pula misalnya pembina mengajarkan pada anak didik bab pemahaman Katholik, Kristen, Hindu, Budha sah sah saja asal anak didik tersebut terdiri dari satu agama.
Intinya Pembina tersebut salah tempat, ketonto mendidik di lingkungannya.
Kita maafkan, saja kan dia PESERTA KURSUS MAHIR LANJUT.
beda dengan PESERTA KURSUS PELATIH DASAR dan KURSUS PELATIH LANJUTAN.
Hai Kak Hermijati, terimakasih atas komentarnya. Penyelenggara kegiatan memang Kwarcab Kota Yogyakarta sesuai dengan program tahunan di cabang terkait dan memang bisa diikuti oleh peserta dari daerah lain.
Sesuai dengan data penyelenggara, ada 25 peserta yang terdiri atas 6 pembina Siaga, 13 Pembina Penggalang, dan 6 Pembina Penegak.
Terkait isu yang beredar, pihak Kwarda DIY sudah menyatakan sikap sebagaimana yang sudah kami informasikan.