YOGYAKARTA — Solar Cell atau Panel surya merupakan alat yang terdiri dari sel-sel fotovoltaik, dirancang untuk mengubah sinar matahari menjadi energi listrik.
Teknologi ini bekerja berdasarkan prinsip fotovoltaik, di mana material semikonduktor seperti silikon akan menghasilkan aliran listrik saat terkena radiasi matahari.
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) bekerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LPM UMY) memasang panel surya di Bumi Perkemahan Taman Tunas Wiguna Babarsari Yogyakarta untuk edukasi dan penerapan lainnya.
Sosialisasi dan Pelatihan Penerapan Solar Cell/Panel Surya juga telah dilaksanakan pada Selasa, 7 Januari 2025. Agenda ini sekaligus diisi dengan penyerahan hibah secara simbolis dari pihak LPM UMY kepada Kwarda DIY.
Diketahui bahwa secara pengertiannya, setiap sel dalam panel surya menghasilkan arus listrik dalam skala kecil, tetapi saat sel-sel ini dihubungkan, agar dapat menghasilkan daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik sebuah bangunan pada beragam jenis sektor.
Dalam perkembangannya, pemanfaatan panel surya tidak hanya menjadi opsi bagi individu atau organisasi dalam mengurangi jejak emisi karbon, melainkan juga menawarkan penghematan tagihan listrik.
Jenis-Jenis Panel Surya
Setidaknya ada 3 jenis panel surya yang dikenal, yaitu Monocrystalline Silicon (Mono-Si), Polycrystalline Silicon (Poly-Si), dan Thin Film Solar Cell (TFSC). Berikut penjelasan singkatnya,
- Monocrystalline Silicon (Mono-Si)
Panel surya monokristalin terbuat dari silikon murni yang memiliki efisiensi lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Karena terbuat dari satu kristal silikon, panel ini memiliki struktur yang lebih teratur, yang memungkinkannya menyerap lebih banyak cahaya matahari dan menghasilkan listrik lebih efisien. Namun, harga pembuatannya cenderung lebih mahal. - Polycrystalline Silicon (Poly-Si)
Panel polikristalin terbuat dari potongan-potongan silikon yang dilebur bersama. Struktur kristalnya lebih acak dibandingkan dengan monokristalin, sehingga tidak lebih efisien dalam menyerap energi matahari dibanding panel Mono-Si. Namun, kelebihannya adalah biaya produksi yang lebih rendah, sehingga menjadi pilihan yang lebih terjangkau bagi konsumen yang menginginkan solusi energi ramah lingkungan dengan harga lebih terjangkau. - Thin Film Solar Cell (TFSC)
Panel surya jenis ini menggunakan lapisan tipis material fotovoltaik yang diterapkan pada permukaan seperti kaca, plastik, atau logam. Meskipun efisiensinya lebih rendah dibandingkan panel berbasis silikon, TFSC dirasa lebih fleksibel dan ringan. Hal ini membuat TFSC cocok untuk aplikasi di mana panel surya perlu ditempatkan di area yang tidak konvensional atau memerlukan solusi yang lebih ringan dan mudah dipasang.
Cara Kerja Panel Surya
Panel surya bekerja dengan mengubah energi matahari menjadi energi listrik melalui proses yang dikenal sebagai efek fotovoltaik. Sel-sel fotovoltaik yang terbuat dari bahan semikonduktor, biasanya silikon, menyerap foton dari sinar matahari.
Saat foton ini mengenai sel surya, mereka akan melepaskan elektron dari atom-atom di dalam semikonduktor tersebut, menciptakan aliran listrik. Arus listrik ini kemudian dikumpulkan dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan listrik sehari-hari.
Perbedaan antara panel surya dan sel surya seringkali membingungkan. Pada dasarnya, sel surya adalah unit terkecil yang bertanggung jawab atas konversi energi matahari menjadi listrik, sedangkan panel surya adalah kumpulan dari beberapa sel surya yang digabungkan untuk meningkatkan daya keluaran.
Dalam aplikasi praktis, panel surya yang kita lihat di atap-atap rumah atau gedung terdiri dari banyak sel surya yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan daya yang cukup untuk digunakan.
Manfaat Penggunaan Panel Surya
Penggunaan panel surya menawarkan berbagai manfaat, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Salah satu manfaat utamanya adalah penghematan biaya listrik.
Setelah panel surya dipasang, alat ini dapat menghasilkan listrik secara mandiri, yang mengurangi ketergantungan pada listrik dari jaringan utama. Ini memungkinkan sektor bisnis dalam mengurangi tagihan listrik secara signifikan, terutama di wilayah dengan sinar matahari yang melimpah.
Selain itu, panel surya juga memberikan manfaat lingkungan yang besar. Karena menghasilkan listrik tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca, penggunaan panel surya membantu mengurangi jejak karbon dan melawan perubahan iklim.
Pengurangan ketergantungan pada energi fosil, yang merupakan sumber energi yang terbatas dan menyebabkan polusi, juga merupakan langkah penting menuju keberlanjutan energi di masa depan. Dengan menggunakan energi matahari, kita dapat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan berkelanjutan.
Bagaimana Pramuka Mengoptimalkan?
Pada tingkat utilitas, panel surya digunakan untuk penyediaan listrik dalam skala besar yang disalurkan ke jaringan nasional. Instalasi seperti ladang surya dapat mencakup area yang luas dan mampu menghasilkan daya yang signifikan untuk mendukung ribuan rumah dan bisnis.
Di beberapa negara, ladang surya menjadi tulang punggung transisi energi menuju penggunaan energi terbarukan, mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Dalam skala kecil atau penggunaan sederhana, panel surya dipasang untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari, seperti penerangan, pemanasan air, dan perangkat elektronik.
Dengan teknologi penyimpanan baterai, organisasi seperti Gerakan Pramuka bahkan bisa menjadi mandiri energi dengan menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan selama siang hari untuk digunakan pada malam hari.
Instalasi ini semakin populer di daerah yang terpapar sinar matahari sepanjang tahun, karena membantu mengurangi tagihan listrik dan berkontribusi pada energi hijau.
Panel surya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan perkemahan Pramuka untuk menyediakan energi listrik, misalnya untuk penerangan tenda, mengisi daya perangkat elektronik, atau mengoperasikan peralatan masak sederhana. Hal ini memberikan pengalaman langsung kepada anggota Pramuka tentang cara kerja dan manfaat energi terbarukan.
Pramuka dapat mengadakan proyek bakti masyarakat dengan memasang panel surya di fasilitas umum, seperti pos ronda, rumah ibadah, atau sekolah di daerah terpencil yang belum terjangkau listrik. Kegiatan ini melatih keterampilan teknis anggota Pramuka sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Selain itu, pramuka juga dapat berperan sebagai agen perubahan dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan dan cara memanfaatkan panel surya. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan, atau demonstrasi.
Secara global, World Organization of the Scout Movement (WOSM) juga mempunyai program dengan nama Scout Go Solar (SGS). Program ini merupakan proyek kemitraan lingkungan hidup antara Organisasi Gerakan Pramuka Dunia, Greenpeace, dan Solafrica. Proyek ini juga bekerja sama dengan Pusat Kepanduan Internasional Kandersteg (KISC) di Swiss.
Program SGS bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anggota Pramuka dalam berinovasi untuk solusi tenaga surya guna melindungi iklim. Program ini juga berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, serta SDGs 13 tentang Aksi Iklim. (cst)