YOGYAKARTA — Banyak kisah tentang Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selain seorang Raja, Kak Sultan Hamengku Buwono IX merupakan seorang tentara yang berdinas sebagai prajurit militer yang berpangkat Letnan Jenderal.
Putra Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara yang bernama Gusti Raden Mas (GRM) Dorodjatun tersebut terlahir pada 12 April 1912.
Sepak terjangnya sebagai seorang prajurit yang berdinas sejak tahun 1945 sampai dengan 1953 tersebut adalah dalam masa-masa sulit mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia setelah Proklamasi 17 Agustus 1945.
Seperti menginisiasi dan memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949, terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia, perlawanan Agresi Militer Belanda II, serta perwalawanan terhadap Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil.
Berbagai pertempuran tersebut dijalani dan dihadapi dengan sebuah kemenangan dan tentunya tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan.
Selain itu, keterlibatan Kak Sultan HB IX adalah menjadi penjamin keamanan bagi bagi tentara Belanda yang sedang memindahkan pasukannya dari Yogyakarta atas kesepakatan yang diperoleh dari Perjanjian Roem Royen.
Kiprahnya di dunia militer saat itu juga menjadi wakil dari Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949 saat Wakil Tinggi Mahkota Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Kak Sultan HB IX dipercaya oleh pemerintah RI menjadi Menteri Negara Indonesia era Presiden Soekarno periode 2 Oktober 1946 sampai dengan 20 Desember 1949. Kemudian Menteri Pertahanan Indonesia periode 15 Juli 1948 sampai dengan 20 Desember 1949.
Saat masa Presiden Soekarno, Kak Sultan HB IX juga pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri ke-5 periode 6 September 1950 sampai dengan 27 April 1951.
Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, Kak Sultan pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kabinet Pembangunan I sejak 25 Juli 1966 sampai dengan 29 MAret 1973.
Kemudian diangkat sebagai Wakil Presiden ke-2 masa jabatan 23 Maret 1973 sampai dengan 23 Maret 1978 setelah mendapatkan penghargaan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. (cst)