YOGYAKARTA — Bumi Perkemahan (buper) merupakan salah satu tempat yang pastinya pernah kita kunjungi baik sebagai Pramuka atau masyarakat umum. Tempat yang menjadi saksi dari peluh, berjibaku dengan kegiatan, canda tawa di tengah adu tangkas, serta berbagai alibi yang dibuat karena enggan mandi.
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) juga mengelola bumi perkemahan yang diperuntukkan bagi kegiatan kepramukaan, kepemudaan, serta masyarakat agar lebih dekat dengan alam. Badan Pengelola Bumi Perkemahan yang dikepalai oleh Kak Kamtiyana, S.Hut. merupakan tim dibalik operasionalnya.
Buper Kwarda DIY saat ini terletak di 2 lokasi, yaitu Bumi Perkemahan Taman Tunas Wiguna Babarsari yang terletak di desa Caturtunggal, kecamatan Depok, kabupaten Sleman dengan luas wilayah sekitar 9 hektar, berbatasan langsung dengan sungai Tambakbayan.
Buper kedua adalah Karang Pramuka Kaliurang yang terletak di lereng Gunung Merapi, tepatnya di desa Hargobinangun, kecamatan Pakem, kabupaten Sleman dengan luas wilayah kurang lebih 9000 m² yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Kak Kamtiyana yang hari ini, Kamis (18/11/2021), menjadi narasumber Siaran Kawruh di RRI Pro 4 Yogyakarta menyampaikan bahwa di lokasi ini juga terdapat habitat satwa liar seperti monyet dan burung, sehingga kita akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari rutinitas harian.
Melalui Siaran Kawruh tersebut, Kak Kamtiyana juga menjelaskan berbagai kegiatan yang pernah diselenggarakan di Buper Kwarda DIY, baik yang dikelola langsung oleh Kwarda, Kwarcab, Gugusdepan, maupun masyarakat umum di luar Pramuka.
“Misalnya kemah gugusdepan/sekolah, Jambore Daerah, Raimuna Daerah, Peran Saka/Perkemahan Antar Satuan Karya, Kemah Satuan Komunitas, dan lainnya,” ujarnya.
Kegiatan lain yang pernah diselenggarakan, lanjut Kak Kamtiyana, yaitu berbagai pelatihan keterampilan seperti membatik, pengolahan makanan, hidroponik, perikanan, dan pengelolaan sampah.
Buper Kwarda DIY juga merupakan lokasi kegiatan pengabdian masyarakat seperti vaksinasi dan penanaman pohon, kegiatan kepemudaan, Pencinta Alam, Teater, Pencak Silat, Himpunan Mahasiswa, komunitas, dan lain sebagainya, termasuk sebagai wahana wisata keluarga.
Sejak adanya pandemi covid-19, sesuai dengan instruksi Gubernur terkait aturan tutup/ buka lokasi, Kwarda DIY mematuhinya dengan seksama. Kegiatan di Buper Kwarda DIY sangat minim, bahkan hampir tidak ada sama sekali yang menimbulkan kerumuman.
“Alhamdulillah seiring kondisi pandemi yang semakin mampu tertangani dan penurunan level PPKM maka Buper kembali dapat melayani masyarakat,” terang Kakak yang juga pernah mengenalkan Kwarda DIY melalui tembang macapat itu.
Terkait dengan informasi detail lainnya maupun yang menyangkut pemesanan (booking) secara online, Kak Kamtiyana menjelaskan bahwa hal tersebut juga sudah bisa dilakukan melalui Website Kwarda DIY. (*/cst)