JAKARTA — Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) mengikuti Lokakarya Kehumasan Pramuka yang diselenggarakan oleh Komisi Humas dan Informatika Kwartir Nasional (Kwarnas) di Aula Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka tingkat Nasional (Pusdiklatnas) Cibubur, Jakarta.
Kwarda DIY hadir sebagai narasumber pengelolaan kehumasan di kwartir sekaligus menjadi peserta secara luring dalam lokakarya yang digelar mulai Sabtu (30/10/2021) hingga Minggu (31/10/2021) yang diikuti juga secara daring oleh perwakilan Kwarda di seluruh Indonesia.
Salah satu materi dalam Lokakarya Kehumasan Pramuka ini adalah terkait dengan informasi apa yang bisa diberitakan oleh Pramuka melalui media online. Materi ini disampaikan oleh Redaktur Pelaksana liputan6.com, Kak Harun Mahbub Billah pada sesi materi kedua, Minggu (31/10/2021).
Menurut Kak Harun yang sudah lama berkecimpung di dunia pewartaan media online, ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh Pewarta, yaitu Mengumpulkan Informasi yang pada saat ini sudah sangat mudah dilakukan, kemudian kompetensi kurasi informasi, serta konversi informasi.
Kak Harun menyebutkan bahwa mengkurasi informasi yaitu memilah informas-informasi yang kita dapatkan dari berbagai sumber atau kita ketahui secara langsung dengan tiga kuadran, yaitu Penting-Menarik; Penting-Tidak Menarik; Tidak Penting-Menarik.
Selanjutnya Kak Harun menjelaskan proses mengkonversi informasi menjadi sebuah berita. Pihaknya membagi proses menulis ini dalam 4 tahapan dengan rumus 25 x 4, yaitu 25 % bobot tahapan proses menulis menuju sebuah tulisan yang baik.
Tahapan yang pertama adalah menentukan angel atau sudut pandang. Kak Harun menekankan bahwa dalam tahap ini kita harus memikirkan angel yang tepat dan jangan terburu-buru untuk menulis, hanya menentukan sudut pandang pemberitaannya saja.
Tahap kedua adalah membuat puzzle atau poin informasi, istilah umum bagi para penulis atau pewarta adalah membuat outline berita. Pada tahap ini, Kak Harun mengarahkan untuk menulis poin-poin nya saja, yang biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan terkait dengan informasi yang kita dapatkan.
Kemudian pada tahapan ketiga yaitu proses menulis (writing), yang menurut Kak Harun tidak perlu banyak berfikir saat proses ini, karena 50 % berita sudah selesai dilakukan pada tahap 1 dan 2. Proses ini adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan atas puzzle yang dibuat.
Kak Harun menjelaskan pada tahap proses menulis ini kita tidak perlu melihat seberapa panjang tulisan kita, seberapa bagus pilihan kata ataupun apakah sudah benar ejaan yang digunakan. Fokus pada menjawab pertanyaan yang telah disusun pada tahap sebelumnya.
Di tahap terakhir/keempat yaitu editing, Kak Harun menegaskan untuk bisa membaca ulang apa yang telah ditulis, apa yang telah dijawab atas pertanyaan-pertanyaan tahap kedua, sehingga bisa menentukan diksi atau pilihan kata yang tepat, serta membenarkan ejaan yang ada.
Setelah keempat proses penulis dengan rumus 25×4 ini selesai dilakukan, baru kita menentukan atau membuat judul dari berita pramuka tersebut yang menurut Kak Harun akan lebih mudah pembuatannya karena tahapan-tahapan telah dilakukan dengan runtut. (cst)