PRAMUKADIY — Pada 30 Juli 1961, seluruh tokoh-tokoh kepanduan Indonesia menyatakan menggabungkan diri dengan organisasi Gerakan Pramuka di Istora Senayan.
Para tokoh ini kemudian berikrar untuk bersama-sama meleburkan diri menjadi satu organisasi kepanduan bernama Gerakan Pramuka.
Ikrar para tokoh kepanduan tersebut menjadi satu momen yang luar biasa dan menjadi bagian proses lahirnya Gerakan Pramuka. Peleburan berbagai organisasi Gerakan Pramuka diperingati sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
Sebelumnya pada 9 Maret 1961 (malam), Presiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia di Istana Negara.
Presiden Soekarno dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak menyebutkan bahwa kepanduan yang ada harus dipebaharui, metode serta aktivitas pendidikan harus diganti, dan seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut dengan Pramuka.
Tentu saja keikhlasan para pandu di Indonesia melebur menjadi satu wadah ini menjadi penyemangat bagi kita semua sebagai generasi muda untuk tidak henti-hentinya mengabdi, berbakti tanpa batas, sebagai Sumber Daya Manusia yang profesional dan proporsional di Gerakan Pramuka.
Kita ketahui bahwa sejarah kepanduan di Indonesia diawali dengan adanya Javaansche Padvinder Organisatie (JPO) pada tahun 1916 dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) pada tahun 1923.
Kemudian Nationale Padvingers (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS), serta lahirnya Indonesische Padvinderij Organisatie (IPO) pada 1926.
Pada 28 Desember 1945, lahir organisasi kepanduan nasional Pandu Rakyat Indonesia. Diikuti pembentukan Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).
__
CST-PusbangJusinfo