YOGYAKARTA — Sumber Daya Air menjadi salah satu materi dalam rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis Adaptasi Perubahan Iklim (API) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) yang berlangsung pada hari kedua Jumat 9 Mei 2025.
Kak Haryono, Dosen Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta menyampaikan materi penting bertema “Sumber Daya Air” sebagai bagian dari upaya edukasi dampak perubahan iklim terhadap sektor lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Materi yang disampaikan di ruang rapat pimpinan Kwarda DIY, Kompleks Bumi Perkemahan Taman Tunas Wiguna Babarsari tersebut menyoroti fakta bahwa dari total volume air di bumi, hanya sekitar 2,5 persen yang tergolong air tawar, dan kurang dari 1 persen yang dapat dimanfaatkan secara langsung.
Disampaikan pula bahwa Indonesia diprediksi akan menghadapi krisis air bersih pada tahun 2025 jika tidak ada upaya pengelolaan dan konservasi yang serius.
Dalam paparannya juga ditekankan pentingnya perubahan pola pikir dalam penggunaan air dan peran air dalam mendukung ketahanan pangan serta menjaga kelestarian ekosistem.

Salah satu pesan kunci dari materi tersebut adalah bahwa menghemat air bukan hanya mengurangi konsumsi, melainkan juga langkah konkret dalam mitigasi perubahan iklim.
Beragam strategi hemat air juga dibahas dalam sesi materi, mulai dari praktik sehari-hari di rumah tangga seperti menampung air hujan dan menghindari kebocoran pipa, hingga pentingnya teknologi penyaringan dan pengolahan air bersih.
Bimtek yang diselenggarakan dengan dukungan dari Yayasan Plan Indonesia ini diikuti oleh 10 pembina Pramuka golongan Penggalang dan 10 Pembina Pramuka golongan Penegak perutusan Kwartir Cabang.
Kegiatan yang menghadirkan narasumber dari berbagai unsur lintas lembaga ini diselenggarakan selama tiga hari, 8 sampai dengan 10 Mei 2025.