Baden-Powell, Bapak Pandu Dunia kita yang mempunyai nama lengkap Robert Stephenson Smyth Powell atau lebih akrab dengan panggilan Stephe Powell lahir pada 22 Februari 1857, di Jalan Stanhope nomor 6 (sekarang Stanhope Terrace nomor 11) Paddington, London.
Ia adalah putra dari Prof. Domine Baden-Powell, seorang guru besar Geometri di Universitas Oxford dan Miss Henrietta Grace Smyth, seorang puteri dari Admiral Kerajaan Inggris yang terkenal yaitu William T. Smyth. Ayahnya telah memiliki empat anak dari pernikahan sebelumnya.
Perkawinan ayah BP dengan Eliza (meninggal tahun 1836) tidak menghasilkan keturunan. Pada tahun 1837, ayahnya menikah lagi dengan Charlotte Pope yang meningal pada 1844.
Pasangan ini mempunyai empat orang anak – dua orang diambil oleh saudaranya sepeninggal ibunya dan tinggal di Irlandia, sedangkan yang dua orang lagi yaitu Charlotte Elizabeth dan Baden Henry tetap ikut ayahnya.
Pada 10 Maret 1846 di Gereja St Lukas, Chelsea, Pendeta Powell menikahi Ibu Baden-Powell. Lahirlah Henry (Februari 1847), George (Desember 1847), Augustus (Mei 1849) dan Francis (Juli 1850), Henrietta (Oktober 1851), John Penrose (Desember 1852), Jessie (November 1855), Stephe (Februari 1857), Agnes (1858), dan Baden Flecher (1860).
Prof. Domine Baden-Powell meninggal ketika Stephe berusia tiga tahun (1860), dan sebagai penghormatan kepadanya serta untuk mengatur anak-anaknya sendiri yang terpisah dari saudara dan sepupu, ibunya (Henrietta Grace Smyth) mengubah nama keluarga menjadi Baden-Powell.
Selanjutnya, Stephe dibesarkan oleh ibunya. Sosok wanita yang punya keinginan kuat bahwa anak-anaknya harus berhasil. Pada salah satu bukunya, Baden-Powell berkata tentang ibunya pada tahun 1933 dan menjadi salah satu pendorong keberhasilannya.
Ia mendapatkan pendidikan pertamanya dari sang Ibu, hingga kemudian berhasil memperoleh beasiswa di Charterhouse School pada tahun 1970 pada saat usia 19 tahun.
Sekolah tempat Baden Powell menimba ilmu merupakan salah satu yang terbaik di Britain. Sang Ibu mendorong seluruh anak-anaknya untuk membuat kebahagiaan mereka sendiri. Baden muda, selalu tertarik untuk mempelajari kemampuan baru. Bahkan, dirinya juga tertarik dengan dunia musik. Sehingga, ia mempelajari dua alat musik yakni piano dan biola.
Di Charterhouse, Baden-Powell secara sembunyi-sembunyi pergi ke alam bebas di hutan sekitar sekolah. Ia mencoba berburu hewan liar seperti kelinci. Pengalamannya itu membuatkan semakin penasaran dengan alam.
Setelah lulus dari Charterhouse, Baden-Powell kemudian bergabung dengan dinas kemiliteran Inggris atas dukungan pamannya, Kolonel Henry Smyth. Setelah lulus dari akademi militer, ia di tempatkan di India dengan pangkat pembantu Letnan.
Dari kemiliteran, Baden-Powell memulai kepanduan. Ia menulis buku Aids to Scouting yang kemudian ditulis ulang dengan beberapa perubahan untuk memberikan panduan bagi anak-anak muda, yaitu Scouting for Boys. Sebuah buku yang menjadi kitab sucinya Pramuka.
__
Dari beberapa sumber.