PRAMUKADIY — Kak Sultan Hamengku Buwono IX, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pertama yang sekaligus sebagai Bapak Pramuka Indonesia menjabat selama 4 periode atau selama 13 tahun sejak 1961.
Bermula dari apa yang disampaikan oleh Presiden Soekarno, 9 Maret 1961 yang menyampaikan bahwa untuk mewujudkan terbentuknya Gerakan Pramuka, dibuatlah panitia penyelenggara yang terdiri dari 4 orang yakni Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri Dr. Prijono, Brigjen Dr. Azis Saleh, dan Menteri Achmadi.
Keputusan Presiden Nomor 121 Tahun 1961 dikeluarkan pada tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Dalam keputusan tersebut bertambah satu nama, yaitu Muljadi Djojomartono, Menteri Kesejahteraan Sosial.
Terbitlah Keputusan Presiden RI Nomor 238 pada 20 Mei 1961 yang ditandatangani oleh Pejabat Presiden Haji Ir. Djuanda karena pada saat itu Presiden Soekarno sedang berada di Jepang. Lahirlah Gerakan Pramuka, Praja Muda Karana.
Mulai saat itu, Gerakan Pramuka ditetapkan sebagai satu-satunya badan yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak, remaja, dan pemuda Indonesia.
Kak Sultan HB IX menjadi Ketua Kwarnas pertama dengan periode masa bakti 1961 sampai dengan 1963. Pada periode pertama ini, Kak Sultan HB IX melakukan perbaikan pada tata organisasi dan administrasi dibersamai oleh Ketua Kwarnas Harian, Kak Brigjen TNI dr Aziz Saleh.
Awal berdiri, Gerakan Pramuka berkembang pesat sehingga diselenggarakan Musyawarah Kerja antara Andalan Pusat (Muker Anpuda) yang melahirkan pola kerja sapta atau pola kerja empat tahunan.
Periode masa bakti kedua, 1963-1967, Kak Sultan HB IX menerapkan pola kerja panca warsa. Dalam periode ini jajaran Kwarnas melaksanakan kursus untuk para pembina guna mengintensifkan pendidikan kepramukaan.
Selain itu, Kwarnas mengeluarkan Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Kecakapan Khusus dan juga mengikutsertakan pramuka dalam kegiatan regional sebagai bentuk dari pembinaan lainnya.
Di masa ini, terlaksana Perkemahan Satya Darma sebagai wujud pengabdian masyarakat. Kemudian dibentuk pula Kompi Pramuka yang merupakan cikal bakal Satuan Karya Pramuka (Saka) sebagai bentuk pengembangan dari keterampilan pramuka dalam bidang lain.
Kak Sultan HB IX dalam periode ketiganya, 1967-1970 memulai menjalin kembali hubungannya dengan Organisasi Kepanduan Dunia, World Organization of the Scout Movement (WOSM). Di masa ini juga diselenggarakan Perkemahan Wirakarya dan Pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega Putri Putra (Perppanitra).
Selain itu, ada pula Seminar tentang Kompi Pramuka dan terus melakukan penyelenggaraan kursus bagi pembina dan pelatih pramuka.
Di periode keempat, 1970-1974, Kak Sultan HB IX memfokuskan kegiatan kepramukaan pada pembangunan masyarakat dengan menggalakkan Perkemahan Wirakarya. Seminar Pembangunan Masyarakat juga diselenggarakan untuk mendukung program tersebut.
Selain di dalam negeri, para peserta didik juga sudah mulau dikirim ke luar negeri untuk dapat mengikuti kursus-kursus untuk peningkatan kapasitas dan wawasan kepramukaan secara global.
Hingga tahun 1980, Kak Sultan HB IX masih aktif dalam menyumbangkan dedikasinya kepada Gerakan Pramuka. Hingga di tahun 1988, Kak Sultan HB IX dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
__
Choiri-PusbangJusinfo
Berbagai Sumber