JAKARTA – Guna meningkatkan kesadartahuan generasi muda terhadap alam dan lingkungan atas tantangan besar yang dihadapi planet kita dan untuk menggerakkan peran penting kaum muda dalam menciptakan dunia yang lebih lestari berkelanjutan, WWF-Indonesia melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka di Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (27/06/2019).
Penandatanganan nota kesepahaman ini disaksikan oleh pengurus, peserta, dan tamu Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka yang berlangsung selama tiga hari.
Ada tiga tujuan Nota Kesepahaman tersebut, Pertama, optimalisasi penggunaan pengetahuan, kapasitas dan sumber daya yang dimiliki kedua belah pihak untuk mendukung program pencapaian AICHI target dan kerja konservasi di Indonesia.
Kedua, pemberdayaan dan peningkatan kapasitas sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan kerja sama dan program yang dijalankan bersama, dan Ketiga, publikasi dan disemininasi hasil-hasil kegiatan dan pembelajaran bersama kepada masyarakat melalui media elektronik atau media lainnya yang relevan.
“WWF-Indonesia melihat pemuda/pemudi adalah masa depan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, pengetahuan, pendidikan dan aksi tentang konservasi alam dan lingkungan di Indonesia perlu secara terus-menerus diberikan dan distimulasi kepada mereka,” ujar Rizal Malik, CEO WWF-Indonesia.
Lebih lanjut pihaknya juga mengajui bahwa anggota Pramuka adalah anak muda yang bersemangat dan pantang menyerah yang dapat berperan aktif dalam menjaga bumi ini, sehingga banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dapat dikontribusikan ke depannya.
“Untuk itu, WWF-Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, yang menjadi payung hukum untuk pelaksanaan kerja sama formal kedua lembaga dalam Program Pendidikan Lingkungan dan Konservasi di Indonesia,” imbuhnya.
WWF-Indonesia sepenuhnya menyadari bahwa tidak dapat bekerja sendiri. Keterlibatan pihak lain seperti Gerakan Pramuka akan sangat strategis dalam perealisasian visi dan misi mewujudkan Indonesia yang lestari dan berkelanjutan karena Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang handal membentuk karakter generasi muda penerus bangsa.
“Semoga kolaborasi ini dapat bantu mewujudkan pesan wasiat pendiri Pramuka Lord Baden-Powell bahwa dengan mempelajari alam kita akan tahu betapa Tuhan telah menciptakan alam yang indah dan menakjubkan untuk dinikmati. Usahakan dunia ini berada dalam keadaan yang semakin baik dari saat ini,” harapnya.
Sementara itu, Kak Budi Waseso dalam sambutannya menjelaskan bahwa persoalan lingkungan hidup merupakan hal mendasar bagi pramuka yang anggotanya merupakan anak-anak dan remaja di seluruh Indonesia.
“Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah lama mengadopsi persoalan pelestarian lingkungan hidup dalam kurikulum pendidikan kepramukaan, Pada tahun 1995, misalnya, keluar Keputusan Kwartir Nasional Nomor 151 tentang Syarat dan Gambar Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Lingkungan Hidup dan Petunjuk Pelaksanaanya,” terangnya.
Kak Budi menyebutkan bahwa Syarat kecakapan meliputi pengenalan alam, pelestarian fungsi sumber daya, wisata lingkungan, konservasi tanah, konservasi iklim, pengamatan ekosistem, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, dan pemasyarakatan peraturan lingkungan.
Kolaborasi WWF-Indonesia dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menyusul kolaborasi WWF Internasional dengan The World Organization of the Scout Movement (WOSM) sebagai organisasi induk gerakan kepanduan dunia yang beranggotakan sekitar 50 juta orang di 170 negara.
Di tataran global, kolaborasi ini juga mencakup program pendidikan konservasi lingkungan hidup khususnya pencapaian AICHI Target 1. Sekarang di tahun kesepuluh, kerja sama ini memungkinkan anggota Scout mendapatkan Lencana Lingkungan Pramuka Dunia sebagai bentuk pengakuan atas pembelajaran dan komitmen mereka terhadap alam dunia.
Pewarta :
Untung Widyanto – Kwarnas
Galih Aji Prasongko, WWF-Indonesia