JAKARTA — Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kak Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso menyampaikan sambutan pada Hari Baden-Powell atau Hari Bapak Pandu Dunia ke-164 yang diperingati setiap 22 Februari.
Kak Budi Waseso mengingatkan kembali kepada kita semua bahwa Baden-Powell atau lengkapnya Robert Stephenson Smyth Baden-Powell addah Bapak Pandu atau Bapak Pramuka Sedunia.
“Dari pemikirannya, lahir gerakan pendidikan bagi anak-anak dan remaja di luar lingkungan keluarga dan di luar lingkungan sekolah,” ujar Kak Budi Waseso.
Kepanduan merupakan pendidikan nonformal ini yang pertama kali digagas di lnggris pada 1907, kemudian berkembang dengan pesatnya ke seluruh dunia, termasuk ke lndonesia.
“Pendidikan kepanduan atau kepramukaan yang digagas Baden-Powell itu, pada hakekatnya adalah pendidikan paripurna bagi kaum muda. Anak-anak bukan hanya dididik dari segi pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dari segi pendidikan karakter. Sehingga kelak, anak-anak dan remaja dapat menjadi manusia-manusia yang berguna bagi diri mereka sendiri, keluarganya, masyarakat, bangsa, dan negara,” tulisnya.
Kak Budi Waseso menyebutkan bahwa menjadikan dunia yang lebih baik, memang menjadi warisan berharga dari Baden-Powell. Salah satu kutipan kata-katanya yang paling populer, bila diterjemahkan ke dalam Bahasa lndonesia berbunyi, “cobalah atau berusahalah dan tinggalkan dunia ini lebih baik daripada ketika kamu menemukannya.”
“Artinya kita harus berusaha menjadikan dunia ini lebih baik dibangdingkan keadaannya sewaktu kita dilahirkan,” tegasnya.
Disampaikan bahwa kondisi dunia saat ini memang sudah berbeda ketika zaman Baden-Powell hidup. Perang fisik, walaupun masih ada di sana-sini, tidak lagi menjadi ancaman yang benar-benar besar seperti ketika Baden-Powell hidup.
“Namun, masih banyak perang lainnya, perang yang bukan perang fisik,” terang Kak Budi Waseso.
Perang melawan kemiskinan, perang melawan penggunaan narkotika dan obat terlarang, perang melawan kriminalitas, sampai perang melawan ujaran kebencian dan kabar bohong, yang sampai saat ini masih terus terjadi di mana-mana.
“Bukan itu saja, saai ini dunia juga mengalami masalah besar dengan adanya pandemi Covid-19. Wabah penyakit yang mengakibatkan banyak kendala, hambatan dan kemalangan di mana-mana. Selain dari segi kesehatan, pandemi Covid-’19 juga merusak kehidupan perekonomian kita,” imbuhnya.
Selanjutnya Kak Budi Waseso juga kembali mengingatkan kita bersama untuk menjalan Gerakan Kedisiplinan Nasional dan Gerakan Kepedulian Nasional sebagaimana arahan dari Presiden Republik Indonesia.
Kemudian dalam sambutan yang disebarluaskan tersebut, Kak Budi Wasesopun menegaskan bahwa di Indonesia, ada juga tokoh penting yang patut kita peringati hari lahirnya yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono lX yang sudah dikukuhkan sebagai Bapak Pramuka lndonesia.
“Untuk itu, saya mengajak semua Pramuka untuk merayakan Hari Baden-Powell setiap tanggal 22 Februari dan juga Hari Bapak Pramuka Indonesia setiap tanggal 12 April yang merupakan tanggal lahir Sri Sultan Hamengku Buwono lX.
Tahun ini Gerakan Pramuka memasuki usia ke-60 tahun. Bila orang sering menyebut peringatan 25 tahun sebagai Tahun Perak, dan pedngatan 50 tahun sebagai Tahun Emas, maka kita akan memperingati Tahun Berlian pada 60 Tahun Gerakan Pramuka.
“Berlian merupakan batu permata yang amat berharga, dan menjadi perumpamaan bagi kita untuk menjadikan Gerakan Pramuka sebagai gerakan pendidikan yang amal berharga dan bemanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas Kak Budi.
Di akhir sambutannya, Kak Budi Waseso juga mengajak kita semua terus berbakti tanpa henti, dengan selalu mengingat dan mewujudnyatakan kode kehormatan berupa Satya dan Darma Pramuka kita dalam kehidupan sehari-hari. (*/cst)
__
Unduh Sambutan Ka Kwarnas pada Peringatan Hari Baden-Powell ke-164 di sini.