JAKARTA — Materi Kesekjenan, dalam hal ini dengan topik Manajemen Budaya Organisasi disampaikan secara khusus oleh Kak Bachtiar Utomo, Sekretaris Jenderal Kwartir Nasional (Sekjen Kwarnas) pada Rapat Koordinasi Sekretaris Kwartir Daerah (Kwarda) se-Indonesia, Selasa, 10 Desember 2024.
Kak Bachtiar mengawali materinya dengan menyampaikan prinsip organisasi yang diuraikan menjadi 8 hal, yaitu sasaran tujuan yang jelas dan terukur; pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; pemberian wewenang yang sesuai dengan tanggungjawab; disiplin terhadap aturan dan prosedur yang berlaku.
Kemudian selanjutnya adalah kesatuan komando dan perintah; mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi; harus sesuai hierarki; serta rentang kendali dan koordinasi.
Lebih lanjut Kak Bachtiar menyebutkan manfaat dari penerapan prinsip organisasi yang ia sebutkan. Yaitu, memudahkan dalam pengambilan keputusan dan kerjasama; meningkatkan efisiensi dan produktivitas; meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan; serta menghindari terjadinya konflik dan perselisihan.
Disebutkan bahwa manajemen budaya organisasi merupakan sebuah proses menata budaya lama yang ada di organisasi menjadi budaya yang lebih baik ke depannya untuk mendorong kinerja yang lebih baik, meningkatkan hasil kerja, dan menciptakan sinergi di antara seluruh anggota.
Dalam materi yang dibawakan, Kak Bachtiar kemudian menyebutkan 3 hal utama dalam membentuk budaya organisasi yang baik. Yaitu konsisten, komitmen, dan konsekuen; membangun sistem mekanisme dan tata kelola yang baik; serta disiplin.
Untuk menuju budaya organisasi yang baik, dijelaskan bahwa perlu adanya transparansi, akuntabilitas, taat kepada regulasi/aturan, responsif, dapat berbagi dan berpartisipasi, serta efektif-efisien-ekonomis.
Kak Bachtiar juga menyinggung tentang pentingnya integritas dan kejujuran dalam sebuah organisasi. Termasuk adanya sifat loyalitas, memiliki tanggung jawab dalam bekerja, pandai memposisikan diri, bekerja maksimal, tidak ego sektoral, dan menghindari permusuhan.
Adapun beberapa pesan yang disampaikan dalam paparan tersebut, bahwa perlunya membangun tertib administrasi, membangun team work, etos kerja yang tinggi, setia hingga akhir, sense of belonging, koordinasi yang baik, perhatian, taat pada kebijakan, serta tentunya hindari zona nyaman.
Dalam era digitalisasi saat ini, menurut Kak Bachtiar juga disampaikan adanya transformasi budaya organisasi yang jauh lebih modern dengan semakin dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI).
“Pemimpin yang sukses harus mampu mengintegrasikan teknologi ini untuk meningkatkan kolaborasi, analisis data, dan pengambilan keputusan strategis. Teknologi juga memungkinkan fleksibilitas kerja dan mendukung adaptasi terhadap perubahan,” tegasnya.
Pihaknya kemudian menyontohkan adanya Budaya Fleksibilitas dan Hybrid Work, serta Bekerja Berbasis Data. Organisasi modern dapat memanfaatkan data besar untuk membuat keputusan strategis. (cst)