SLEMAN — Tim monitoring Uji Coba Syarat Kecakapan Pramuka Istimewa dari Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa (Kwarda DIY) didampingi perwakilan Kwartir Cabang (Kwarcab) Sleman melakukan kunjungan ke SD Negeri Deresan, Rabu, 30 Oktober 2024.
Gugusdepan 07.033 – 07.034 Pangkalan SD Negeri Deresan, Kwartir Ranting Depok, Kwarcab Sleman menjadi salah satu satuan pangkalan yang melaksanakan uji coba SKPI.
Tim dari Kwarda DIY dipimpin oleh Kak Arifin Budiharjo, Wakil Ketua Kwarda DIY Bidang Pembinaan Anggota Muda, didampingi oleh Andalan Daerah terkait dan staf.
Sementara perwakilan dari Kwarcab Sleman ada Kak Agus Margunaji, Kak MM Suyatini, Kak Dwi Nuraini, Kak Riyanto, dan Kak Amar Subekti. Hadir pula dari perwakilan Kwartir Ranting (Kwarran) dan Kooordinator Wilayah (Korwil) Kapanewon Depok.
Rombongan Kwarda DIY beserta Kwarcab Sleman di SD Negeri Deresan ini disambut dengan pentas dolanan anak yang disuguhkan oleh adik-adik siaga.
Dilanjutkan dengan sambutan selamat datang oleh Kak Nanik Suprihatin, S.Pd selaku Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan. Pihaknya menegaska bahwa adanya ujicoba SKPI ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengenal dan menanamkan budaya khas Jogja.
“Sehingga tidak akan terkikis dan terlupakan. Semoga budaya ini akan tertanam dalam karakter diri anak-anak kita, ” tegas Kak Nanik.
Kak Kristiyanta selaku Ketua Kwarran Depok berharap semoga ke depan banyak gudep yang bisa melaksanakan SKPI. Ia juga yakin, dengan adanya SKPI, budaya yang terlupakan kembali lestari, seperti permainan tradisional dan kegiatan budaya, termasuk etika basa krama yang perlu terus diajarkan.
Kak Arifin. Budiharjo menegaskan bahwa Pramuka Istimewa sebagai ciri khas Pramuka DIY. Ia menghimbau agar setiap peserta didik dapat menyelesaikan SKPI dengan riang gembira.
“Jangan menjadi beban bagi anak maupun pembina. Melalui SKPI harapannya bisa memberikan pemahaman pentingnya mengetahui budaya, sehingga tidak kehilangan jati dirinya,” imbuhnya.
Berkaitan dengan pelaksanaan uji coba SKPI di gugusdepan SD Negeri Deresan disampaikan oleh Kak Danang Nor W, S.Pd dan Kak Desi Candra R, S.Pd. Mereka mengaku senang dengan pelaksanaan SKPI ini, karena mengajarkan serta membangkitkan kembali unggah – ungguh.
“Anak-anak bisa belajar mandiri dengan menggali info dari keluarga juga tetangga, kemudian dibawa ke sekolah untuk didiskusikan bersama. Anak- membawa makanan tradisional, kemudian saling menjelaskan dengan temannya/berbagi informasi,” jelas Kak Danang dan Kak Desi.
Para tamu yang berkunjung kali ini juga mendapatkan suguhan pentas merti dusun dan kembul budjana yang disajikan oleh peserta didik di SD Negeri Deresan dengan penuh semangat.
Dalam diskusi disampaikan oleh Kak Arifin bahwasanya pendidikan budaya ada dua, yaitu sebagai sistem/pembiasaan (misal siswa datang kmdn salim) dan sebagai materi/pengenalan baru (misalnya pengenalan kegiatan merti dusun).
Ditambahkan oleh Kak Barozi, bahwa untuk pembelajaran materi perlu lebih diinteraksikan dengan lingkungannya atau lebih dikenalkan dengan daerahnya, misalnya Sleman lebih populer Sawut daripada Tiwul.
“Misal sebelum tandur ada yang njenangi ada yang angler. Sehingga anak-anak bisa menceritakan perbedaan budaya di daerahnya masing-masing,” terangnya.