YOGYAKARTA — Setiap yang datang pasti akan pergi, yang bertemu akan berpisah, yang berawal akan berakhir. Hal ini serupa dengan kepengurusan organisasi, termasuk Ambalan Alibasyah Ambalan Ratnaningsih Pramuka MAN 1 Yogyakarta (BARA MANSA).
Pada hari Sabtu (17/09/2022) dan Ahad (18/09/2022) telah digelar Musyawarah Ambalan (Musyam) ke-36 yang menjadi akhir kepengurusan Badan Pengurus Harian (BPH) BARA masa bakti 2021/2022.
Musyawarah Ambalan merupakan musyawarah tertinggi dalam Gugus Depan Kota Yogyakarta 03-051 dan 03-052 Pangkalan MAN 1 Yogyakarta. Musyawarah ini diikuti oleh para warga ambalan, baik yang masih aktif ataupun yang sudah purna yang sebagai peserta Musyam.
Musyawarah ini bertujuan untuk sebagai sarana Laporan Pertanggungjawaban Organisasi (LPO) dari BPH kepada para warga ambalan, serta pembahasan komisi. Komisi yang dimaksud adalah komisi yang sebagai pedoman keorganisasian BARA MANSA.
Musyam diawali dengan Upacara Adat Buka yang dipandu oleh Pemangku Adat (PA) pada hari pertama, hari Sabtu (17/09/2022) pagi. Dilanjutkan dengan Sidang Pendahuluan yang dipimpin oleh BPH. Sidang ini bertujuan membuka sidang dan menyepakati tata tertib dalam Musyam serta memilih Tim Presidium Musyam.
Sidang berikutnya yaitu Pleno dipimpin oleh Tim Presidium yang terdiri dari Pimpinan sidang (pimsid), Kak Ananda Elang Al-A’raf dan sekretaris sidang, Kak Rayung Kusumajati dengan agenda pembahasan LPO BPH BARA MANSA masa bakti 2021/2022.
Pembahasan berlangsung padat, para peserta bertanya dan memberi masukan yang kemudian ditanggapi oleh BPH terkait Program Kerja BPH yang dilaporkan dalam bentuk LPO kepada peserta Musyam. Setelah Sidang Pleno selesai, LPO disahkan dan pimsid menutup Musyam pada hari pertama.
Hari kedua, Ahad (18/09/2022), mulai pagi pimsid membuka sidang. Musyam pada hari kedua diawali dengan Sidang Komisi yang berfungsi sebagai sarana pembahasan komisi. Terbagi menjadi 3, yakni Komisi A (Tata Adat), Komisi B (Tata Organisasi dan Administrasi) serta Komisi C (Kegiatan dan Pendidikan).
Setelah sidang komisi dan pengesahan Komisi A,B,C, agenda dilanjutkan dengan Sidang Tim Formatur. Sidang ini merupakan sidang pembentukan Tim Formatur. Tim Formatur merupakan tim yang merumuskan BPH satu masa bakti ke depannya yang terdiri dari unsur-unsur yang berada di dalam Ambalan. Setelah Pembentukan Tim Formatur selesai, pimsid menutup Musyam ke-36 dan dilanjutkan Upacara Adat Tutup.
Kak Dina Wahyuningtyas, S.Pd., pembina gugusdepan MAN 1 Yogyakarta menyampaikan amanatnya dalam Upacara Adat Tutup kegiatan.
“Saya berharap kepada pengurus yang kelak terpilih dapat menjalankan program dan segala konsekuensi yang ada di pramuka. Dalam pramuka jangan setengah-setengah, harus totalitas, karena masa depan pramuka berada di tangan kalian,” ujar Kak Dina.
Selain itu, Kak Dina juga mengapresiasi kepengurusan lama yang sudah memperjuangkan Pramuka selama masa baktinya. Beliau juga menambahkan bahwa para anggota pramuka tidak mengecewakan dalam masyarakat.
“Organisasi Pramuka, menghasilkan orang-orang yang tidak mengecewakan dalam bermasyarakat, karena kegiatan kepramukaan juga banyak sekali manfaat dan In Syaa Allah barokah,” imbuh Kak Dina.
Biro-biro (anggota baru dalam organisasi BARA) disini, lanjut Kak Dina, juga diharapkan konsisten serta dapat mengajak atau mengubah mindset teman-teman terhadap pramuka, bahwa pramuka itu menyenangkan.