JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Kak Pratikno hadir pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka tahun 2025 dan menyampaikan beberapa arahan penting, Senin, 13 Januari 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Kak Pratikno berterimakasih telah diundang dalam Rakernas 2025. Ia menyebutkan bahwa pihaknya jika mengundang, berarti ada komitmen untuk membantu.
Di luar itu, Kak Pratikno menyebutkan bahwa pihaknya mengkoordinatori beberapa Kementerian dan Lembaga, salah satunya adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“BNPB ini kerjaannya sangat banyak, sebagaimana kita tahu bahwa potensi bencana di Indonesia itu sangat besar,” sebut Kak Pratikno.
Kak Pratikno menceritakan terkait dengan bencana yang ada di wilayah Indonesia dari kondisi geografisnya. Persiapan nataru yang dihadapkan pada cuaca ekstrim, dan lain sebagainya.
“Nah apa quick win-nya?” sebut Kak Pratikno.
Ia menyampaikan bahwa siklus hidup dari dalam kandungan sampai meninggal. Memperkuat penyelarasan kehidupan antara manusia dengan alam, budaya, toleransi umat beragama. Hal tersebut merupakan asta cita 2 dari delapan yang ada.

Kak Pratikno menceritakan risiko tinggi penderita TBC yang ada di Indonesia yang secara pengobatan tidak bisa putus dan membutuhkan perhatian khusus. Namun yang sangat terkait dengan Gerakan Pramuka adalah penanggulangan TBC dan penurunan stunting.
“Satu dari lima anak Indonesia sampai sekarang ini adalah stunting,” ujar Kak Praktikno, atau sekitar 21 % prevelensi stunting di Indonesia.
Menurut Kak Pratikno, jika stunting ini tidak bisa diturunkan, berarti kita akan mewarisi Sumber Daya Manusia yang tidaki optimal ke depannya.
“Karena stunting, ukuran yang paling mudah dilihat adalah berat badan dan tinggi badan, tapi stunting yang paling problematik adalah pertumbuhan otak yang tidak optimal,” ujarnya.
Lebih lanjut Kak Pratikno meminta bantuan kepada Gerakan Pramuka dalam membantu edukasi dan literasi bagaimana pencegahan stunting.
Pihaknya merinci bagaimana kondisi awalnya stunting ini ada. Yaitu dimulai dari pernikahan dini yang mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap timbulnya stunting.
“Saya bayangkan pramuka bisa membantu untuk pendidikan terkait dengan mencegah pernikahan usia dini,” sebutnya.
Diharapkan dengan adanya paparan dari Kak Pratikno ini Gerakan Pramuka bisa membantu untuk dapat menjadi bagian dari agen perubahan dan garda terdepan dalam masalah stunting dan juga TBC sebagaimana apa yang telah disebutkan. (cst)