YOGYAKARTA — Masa pandemi COVID-19 sudah berlangsung 9 bulan berjalan. Sejak ditetapkan pada bulan Maret 2020 lalu sebagai pandemi global, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak baik dari sektor kesehatan maupun sektor lainnya.
Bicara pandemi bukan hanya terkait bagaimana kita merasakan begitu pentingnya arti kesehatan. Namun, berbagai lini kehidupan pun berimbas karena berbagai kebijakan yang mengiringi proses penanggulangan bencana non alam ini.
Dalam bidang pendidikan misalnya. Sudah sekian lama sekolah menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan sistem dalam jaringan (daring). Memang belum terbiasa dari sisi sistem, selain itu banyak infrastruktur yang masih belum memadai dan mendukung secara optimal.
Hal tersebut tentu membuat perbedaan dalam hal distribusi pembelajaran. Baik dari kapasitas pengajar maupun pencapaian belajar dari setiap siswa. Tentu hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas dari keduanya.
Kegiatan pramuka juga dilarang diselenggarakan dengan tatap muka atau harus dengan protokol kesehatan yang ketat. Namun, sejak berpuluh tahun lalu, pramuka sudah mengenal belajar dalam jaringan.
Kita ketahui bahwa salah satu kegiatan digital terbesar di dunia mampu diselenggarakan oleh pramuka. Jutaan anggota pramuka bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang tidak pernah berhenti diselenggarakan setiap tahun di bulan Oktober. Di seluruh dunia.
Dukungan teknologi pasti akan semakin membuat kita, anggota pramuka bisa menerapkan berbagai disiplin ilmu yang pernah dipelajari di tengah masyarakat. Untuk itulah, pramuka memang harus hadir terdepan dalam bergerak.
Bukan hanya terkait percepatan penanggulangan COVID-19 saja, pramuka bisa masuk di berbagai sektor, misalnya dalam pendidikan sebagai agen pembelajar di masyarakat dengan segala bentuk kemampuan yang ada.
Tidak sedikit dari anggota pramuka yang sudah terlibat langsung dalam penanganan dan penanggulangan COVID-19 melalui Pramuka Peduli, Satgas Pramuka, dan juga tergabung dalam Relawan lainnya.
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta pun mempunyai program pemberdayaan masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Bersinergi dengan berbagai para ahli disiplin ilmu, menyampaikan pembelajaran bagi masyarakat dan juga pembina pramuka tentunya.
Sedikitnya sudah ada 8 program pemberdayaan yang dilaksanakan akhir-akhir ini. Seperti pelatihan manajemen dan pelayanan wisata untuk peningkatan ekonomi masyarakat, pelatihan pembuatan aneka makanan dan minuman untuk pembina pramuka Putri, dan pelatihan budidaya lele dengan media terpal.
Kemudian ada pula pelatihan budidaya Ayam Jowo Super (JOPER) di masing-masing Kwartir Cabang se- DIY, pelatihan budidaya tanaman keluarga dengan media hydroponik, pelatihan pembuatan pupuk kompos padat dan cair, kegiatan penanaman tanaman buah, serta webinar tema khusus.
Itulah wujud nyata yang bisa dilakukan oleh pramuka di masa pandemi COVID-19 ini. Tentunya harus selalu menjaga protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, serta menjaga jarak agar penyebaran virus dapat ditekan.
Pramuka selalu terdepan dalam bergerak. Saling menjaga dan membantu juga wujud mendukung gerakan kedisiplinan nasional serta gerakan kepedulian nasional yang menjadi arahan Ka Mabinas serta Ka kwarnas. (cst)