Kegiatan Pramuka lebih terarah pada pembangunan masyarakat, terutama di bidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan lain-lain. Gerakan Pramuka telah membantu Pemerintah dalam pembaharuan di bidang pertanian antara lain, telah berperan dalam pembangunan dam di Cihideung, Jawa Barat pada Perkemahan Wirakarya tahun 1968.
Keberhasilan Gerakan Pramuka dalam ikut serta membangun masyarakat itu telah disampaikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai prasaran pada Scout World Conference yang ke-23 di Tokyo, pada tahun 1971.
Prasaran Sri Sultan tersebut dikenal dengan sebutan “Renewing of Scouting” yang ternyata membuka mata World Scouting, bahwa kepramukaan perlu dimanfaatkan untuk ikut serta berperan secara aktif dalam pembangunan masyarakat (Community Development) di negaranya masing-masing.
Kutipan prasaran itu antara lain “Ikut sertanya Pramuka dalam kegiatan Pembangunan Bangsa adalah syarat mutlak demi kelanjutan hidup kepramukaan sebagai organisasi dunia. Kita dapat tetap taat pada dasar prinsip-prinsip moral kepramukaan, tetapi kita harus memperbaharui acara-acara kegiatan kepramukaan yang sesuai dengan aspirasi generasi muda kita, dan dengan kebutuhan masyarakat kita.”
Pada tahun 1971 Gerakan Pramuka telah mengirimkan sejumlah Pramuka Penggalang dan Pembina Pramuka ke Jambore Dunia XXII di Tokyo, Jepang.
Dalam usaha meningkatkan pendidikan para Pembina Pramuka, Gerakan Pramuka berusaha mengikuti kebijaksanaan di bidang pendidikan dari World Scout Bureau. Untuk keperluan itu Kwarnas pada tahun 1972 telah mengirimkan utusan ke kursus-kursus di luar negeri, yaitu :
- ke Hongkong, Australia, Singapura dan Malaysia untuk mengikuti Kursus Pelatih Dasar (National Trainers Course).
- ke Manila untuk mengikuti Kursus Pelatihan Lanjutan (International Training the Team Course).
- ke India untuk mengikuti Kursus Pembina Profesional.
Gerakan Pramuka juga ikut hadir dalam Regional Scout Conference Asia-Pasific Tahun 1972 di Manila, Philipina, Konferensi Pelatih se Kawasan Asia Pasific di tempat yang sama, yang dilaksanakan sebelum konferensi tersebut.
Sejak saat itu disusunlah konferensi baru dalam pendidikan Pembina Pramuka. Pelatih Pembina Pramuka, dan Pembina Profesional sebagai berikut :
- untuk Pembina Pramuka dikenal :
- Kursus Pembina Mahir Bagian Dasar
- Kursus Pembina Mahir Bagian Satu
- Kursus Pembina Mahir Bagian Dua
- Kursus Pembina Mahir Bagian Tiga (Keputusan Kwartir Nasional nomor 075/KN/73 tahun 1973).
- untuk Pelatih Pembina Pramuka digunakan jenjang :
- Kursus Pelatih Dasar (NTC)
- Kursus Pelatih Lanjutan (ITTTC)
Semua Pelatih Pembina Pramuka lulusan Kursus Aplikasi Pelatih harus mengikuti Penataran Pelatih, yang isinya materi NTC, dan kemudian melanjutkan ke ITTTC.
- untuk tenaga karyawan kwartir, diselenggarakan Basic Professional Course yang pertama pada tahun 1973. Pada Kursus Pelatih (Dasar dan Lanjutan), serta kursus Pembina Pramuka Profesional masih digunakan tenaga pelatih dari World Scout Bureau/Asia Pacific Regions di samping tenaga Pelatih Indonesia sendiri. Untuk meningkatkan mutu Pelatih Pembina Pramuka tingkat Nasional, Kwarnas menyelenggarakan Penataran Pelatih yang pertama kali. Disamping itu Kwarnas juga mengadakan Kursus Aplikasi Pelatih.
Dalam rangka usaha dana. Kwartir Nasional menyelenggarakan Seminar Usaha Dana yang pertama pada tahun 1973. yang segera diikuti dengan kegiatan usaha dana tingkat nasional. Hasil yang diperoleh dimasukkan dalam Bank menjadi dana abadi Kwartir Nasional.

Pada tahun yang sama yaitu tahun 1973 diselenggarakan Seminar Pembangunan Masyarakat yang pertama untuk kawasan Asia Pasific (1st Asia Pacific CD Seminar) di Kaliurang, Yogyakarta yang dihadiri peserta dari beberapa negara tetangga di samping peserta dari daerah di Indonesia.
Peserta seminar selain diajak melihat kegiatan Pramuka di bidang pertanian dan perikanan, juga diajak kerja bakti membangun jembatan batu di daerah pakem, Yogyakarta. Penutupan seminar tersebut di gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta telah disemarakkan dengan atraksi kesenian oleh para Pramuka dan Paduan Suara Pramuka dari SMA 1 Yogyakarta.
Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega dalam berperan serta di bidang pembangunan masyarakat sesudah PW 68 di Cihideung, Jawa Barat, adalah Perkemahan Wirakarya 1971 di Gisting Lampung. Dalam perkemahan ini para Pramuka Penegak dan Pandega yang datang dari seluruh Indonesia telah membangun sebuah dam dan melaksanakan penghijauan dengan penanaman cengkeh.
Pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega Putri dan Putra tingkat Nasional yang ke-1 dilaksanakan di Cimanggis, Bogor dan Perppanitra Nasional yang ke-2 dilaksanakan tahun 1972 di Bedugul, Bali.
Pada tanggal 16 sampai dengan 22 April 1973 diselenggarakan Jambore Nasional yang pertama bagi Gerakan Pramuka, bertempat di sekitar Danau Situbaru (Cibubur) perbatasan Jakarta Raya dan Jawa Barat.
Jambore Nasional ini diikuti oleh kurang lebih 13.000 orang peserta, baik dari seluruh Indonesia maupun dari negara-negara lain, yaitu : Australia, Singapura, Hongkong, Taiwan, Filipina dan Pakistan. Pembukaan pada tanggal 16 April 1973 dilakukan oleh Bapak Soeharto, Presiden RI dan ditutup pada tanggal 22 April 1973 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Arena Jambore Nasional Tahun 1973 belum merupakan bumi perkemahan seperti sekarang (tahun 1986). Tapak perkemahan dibangun di atas tanah bekas perkebunan karet “Tanjung Oost” yang keadaanya karena musim hujan sangat becek/berlumpur.
Hal ini sama sekali tidak mengurangi semangat dan kegairahan para peserta sehingga Jambore Nasional Tahun 1973 dapat dilaksanakan dengan sukses. Bulan agustus 1973 diselenggarakan Pesta Karya tingkat Nasional Saka Tarunabumi di Cibubur, Jakarta.
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat pada saat itu, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memperbaharui Syarat Kecakapan Umum (SKU) untuk para Pramuka Siaga sampai dengan Pramuka Pandega , yang dikeluarkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 688/KN/74, tahun 1974.
Dengan diadakan pembaharuan pendidikan kepramukaan, maka perhatian dan kepercayaan masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri kepada Gerakan Pramuka makin besar. Demikian pula perhatian dan kepercayaan organisasi dunia seperti UNICEF, ILO dan FAO lebih meyakinkan lagi.
Pada tahun 1973 atas usaha FAO, Gerakan Pramuka menerima bantuan dari Australia Freedom From Hunger Campaign Committee, dari “Corso” dan dari “Care”.
Dalam usaha pembuatan film tentang Pramuka, Kwarnas mengadakan kerjasama dengan Australia Freedom From Hunger Campaign Committee dalam pembuatan film tentang “Peternakan Lebah Pramuka”.
Dengan Cepta Television pembuatan tentang “Pramuka dan Pembangunan Masyarakat”. Selain itu juga dibuat film tentang “Scouting in Community Development” atas kerjasama Kwarnas dengan VISNEWS London dan World Scout.

Kepercayaan kepada Gerakan Pramuka tersebut diatas oleh World Scout diwujudkan dalam permintaan Bapak Presiden Soeharto untuk menjadi “Patron of World Scouting”.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ka Kwarnas mendapat lencana “Bronze Wolf”, yaitu tanda penghargaan tertinggi dari World Scout, dan sebagai tanda keberhasilan dalam ikut sertanya Gerakan Pramuka dalam pembangunan masyarakat telah menerima dari Presiden Marcos Philipina suatu penghargaan yang disebut “Ala-ala Award”.
____
PUSTAKA
Memorabilia Wirakarya Nasional 1968, https://memorabilia.pramukadiy.or.id/wirakarya-1968/
Memorabilia PERPPANITRA I & II, https://memorabilia.pramukadiy.or.id/perppanitra/
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1987, “Patah Tumbuh Hilang Berganti” 75 Tahun Kepanduan dan Kepramukaan
Dokumentasi Pribadi, Foto prasasti “Karya Bakti Pramuka The 1st Asia-Pacific Community Development Seminar | Mei 1973” (Lokasi sempu pakembinangun, pakem, sleman, yogyakarta | jembatan permanen penghubung antara desa sempu pakembinangun dengan desa klarangan candi binangun pakem
Dokumentasi Pribadi, Foto Tanda Penghargaan berupa Lencana “Bronze Wolf” dan Lencana “Silver World Award” | Manik Kayu (2) | Pita Pembina Mahir (dipotret dalam museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX komplek Kraton Yogyakarta)
Filateli Pramuka, Aneka benda filateli tema kepanduan/kepramukaan ( Sampul Hari Pertama Perkemahan Wirakarya Nasional 1968 | Prangko Peringatan 13th World Boy Scout Jamboree dicetak Jepang tahun 1971 | Prangko Istimewa Bergambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia dan Lord Baden-Powell sebagai Bapak Pandu Dunia dicetak Indonesia tahun 2003
Sri Sultan HB IX dan Gerakan Pramuka, https://www.academia.edu/46484633/SRI_SULTAN_HB_IX_DAN_GERAKAN_PRAMUKA
SCOUT’S SERVICE FOR BETTER LIVING (The Activities of the “GERAKAN PRAMUKA” in Kabupaten Sleman), https://www.academia.edu/26398034/SCOUTS_SERVICE_FOR_BETTER_LIVING_The_Activities_of_the_GERAKAN_PRAMUKA_in_Kabupaten_Sleman_