YOGYAKARTA — Kehumasan Gerakan Pramuka, sesuai Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 229 Tahun 2007 merupakan merupakan upaya/kegiatan/proses yang terencana, sistematis, terarah, terus-menerus, dan cermat untuk menciptakan, membina, dan mengembangkan saling pengertian antara Gerakan Pramuka dan masyarakat, baik ke dalam maupun ke luar.
Tujuannya adalah menjadikan masyarakat menerima, peduli, dan mendukung Gerakan Pramuka. Sementara Fungsinya adalah menjalin hubungan yang kondusif dan produktif dengan masyarakat, serta melakukan komunikasi timbal balik yang terbuka, saling percaya dan terus menerus.
Kak Choiri Setiawan, Ketua Pusat Pengembangan Jurnalistik dan Sistem Informasi (PusbangJusinfo) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) menjadi narasumber pada program Siaran Kawruh RRI Pro 4 Yogyakarta edisi Kamis, 19 Januari 2023.
Topik yang diangkat pada Kawruh tersebut adalah Optimalisasi Kehumasan Gerakan Pramuka di Kwarda DIY melalui Pewarta Istimewa. Kak Choiri menjelasakan bahwa salah satu strategi pengelolaan kehumasan di Kwarda DIY adalah dengan membentuk Tim Pewarta Istimewa.
Pewarta Istimewa adalah anggota Gerakan Pramuka di DIY yang mempunyai bakat atau peminatan pada pewartaan atau Kehumasan. Terdiri dari mereka yang punya kompetensi di bidang fotografi, videografi, jurnalistik, juga teknologi informasi.
“Hal tersebut sebagai implementasi nyata terkait dengan slogan Kwartir Nasional sejak 2018 yaitu Setiap Pramuka Adalah Pewarta,” ujarnya.
Kak Choiri menegaskan bahwa secara umum, dengan slogan Setiap Pramuka Adalah Pewarta, siapapun di Kwarda DIY khususnya bisa menjadi Pewarta Istimewa dengan melalui tahapan yang ada yaitu bimbingan teknis, pendampingan, serta evaluasi.
Menurut Kak Choiri, kehumasan erat kaitannya dengan sinergi dan kolaborasi. Sehingga hal-hal yang dilakukan harus bersinergi dengan berbagai pihak, baik itu di dalam internal Gerakan Pramuka maupun di luar Gerakan Pramuka yang notabene menjadi salah satu fungsi juga di PusbangJusinfo.
Dalam manajemen pengelolaan informasi, Kak Choiri menjelaskan jika PusbangJusinfo menjadi redaksi media, sementara kontributornya adalah mereka yang sudah menjadi pewarta istimewa serta siapapun di lingkungan Kwarda DIY.
“Dalam kontribusi informasi, semua menyampaikan Info dasar 5W1H + Foto, kemudian mengirimkan berita bisa melalui tools (pramukadiy.or.id/kirim-berita atau group pewarta), sementara editing dan publishing dilakukan oleh Redaksi,” terang Kak Choiri.
Beberapa tips yang disampaikan oleh Kak Choiri terkait kehumasan Gerakan Pramuka antara lain diawali dengan membuat prioritas utama kanal informasi, misalnya mulai dari website kemudian disebarluaskan di media sosial. Dalam kehumasan harus ada pembagian tugas yang jelas dan terukur.
“Hal yang tidak kalah pentingnya adalah tidak menunda untuk update informasi,” sebut Kak Choiri yang juga aktif mengelola media Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tersebut.
Adapun jenis-jenis konten yang bisa diproduksi berupa tulisan (berita), infografis, foto dokumentasi, video dokumentasi, dan atau audio. Berita kegiatan bisa dibuat sebelum, saat, dan setelah kegiatan. Konten lainnya bisa opini atau materi kepramukaan.
“Bahkan untuk cerita terkait dengan pengalaman kepramukaan bisa menjadi konten menarik untuk disebarluaskan, misalnya kenangan, dan lain-lain saat masih aktif dalam kegiatan,” ujar Ketua PusbangJusinfo yang dilantik akhir 2020 tersebut.
Selama kurang lebih satu jam, dipandu oleh Kak Sisil sebagai penyiar radio, Kawruh RRI episode awal tahun 2023 ini diharapkan menjadi pemantik seluruh anggota Gerakan Pramuka di DIY khususnya untuk aktif memberitakan dan menyebarluaskan informasi tentang kegiatan kepramukaan. (*)