YOGYAKARTA — Kak Sultan Hamengku Buwono IX sebagai sosok yang begitu dalam keterlibatannya sejak awal kepanduan hingga terlahir Gerakan Pramuka dan berkembang lebih luas mempunyai berbagai hal yang istimewa.
Salah satunya adalah Kak Sultan HB IX menyebutkan bahwa Pramuka itu tidak statis, tetapi lebih dinamis. Arena kegiatan nyata itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Hal tersebut menjadi sebuah pengalaman yang diceritakan oleh Kak Mashudi (Ketua Kwarnas periode 1978-1993) dalam beberapa kesempatan mengulas bagaimana Kak Sultan HB IX memandang bahwa bakti itu harus berwujud nyata.
Dalam mewujudkan gagasannya, Kak Sultan HB IX menjadikan pembangunan Dam di Cibeureum sebagai arena Community Development Project sebagai sebuah media penyadaran bagi anggota Pramuka agar memiliki keterampilan yang kelak diberikan kepada masyarakat.
Di dalam kegiatan pramuka juga terbina sikap bakti terhadap orang tua, bangsa, dan negara. Sehingga Kak Sultan HB IX berprinsip bahwa Pramuka bukan hanya bermain-main, tapi juga tempat untuk mendapatkan ketangkasan membentuk watak dan kekuatan fisik.
Gagasan serta prinsip Kak Sultan HB IX ini menjadikan kesan tersendiri bagi Kak Mashudi yang pertama kali bertemu dengan sosok Raja Yogyakarta tersebut pada tahun 1945 silam.
___
Dikembangkan dari Digital News Book Kompas, Sri Sultan HB IX : Bapak Pramuka Indonesia