YOGYAKARTA — Sebanyak 100 peserta yang terdiri dari andalan, pelatih, pembina dari Kwartir Daerah (Kwarda) dan Kwartir Cabang (Kwarcab), serta anggota Racana se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti sarasehan budaya di Museum Candi Prambanan, Kamis (26/07/2018) dengan tema yang diangkat dalam sarasehan ini adalah tips menjadi Pembina jaman now dalam menghadapi Generasi Milenial.
Hadir sebagai narasumber Kak Sri, Sekretaris Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kakak Prof. Suwarsih, Wakil Ketua Urusan Budaya dan Budi Pekerti, dan Kakak Edy Heri S, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Mengawali pembahasan, kak Sri menyampaikan bahwa musuh yang kita hadapi saat ini bukanlah serangan fisik, tapi ke pemikiran, sehingga kita harus bisa menyikapi dengan bijak bagaimana mendidik generasi muda untuk tidak mudah diserang pemikiran negatif.
“Bisa dikatakan yang terjadi adalah penjajahan melalui gawai,” ujar Kak Sri.
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa tanggung jawab Gerakan Pramuka adalah mendidik anak – anak generasi muda, termasuk melatih menumbuhkan kreatifitas. Iapun berharap, sarasehan ini ada hasil rekomendasi dari kota Budaya, dari Jogja untuk Indonesia melalui kwarcab – kwarcab dan kwarda.
Sebagai pembicara kedua Kak Warsih, panggilan akrab Prof. Suwarsih mengungkapkan bahwasanya budaya, karakter, nilai, dan jatidiri menjadi tugas dalam mendidik anggota Gerakan Pramuka. Ia jelaskan bahwa saat ini dikenal istilah Tsunami Informasi di Pantai Internet, sehingga diharapkan Pelatih ataupun pembina mampu menjadi navigator.
“Tantangannya jaman sekarang harus mempunyai literasi teknologi informasi, konflik nilai baik lokal yang ditanamkan dan global yang bisa disaksikan melalui berbagi media,” terang kak Warsih.
Kak Warsih juga menuturkan bahwa orang Indonesia mempunyai lapisan kepribadian (lokal, nasional dan global). Sedangkan informasi yang datang cepat, kadang tidak tepat.
Sementara itu Kak Edy mengingatkan kembali apa yang telah dijelaskan oleh Rumah Milenial, bahwa gen Y atau generasi milenial adalah yang ketika dilahirkan, teknologi di dunia mulai berkembang (kelahiran tahun 80-90an hingga 2000an). Menurutnya, memang secara teori akan lebih mudah bagi kakak Pembina yang sesama generasi milenial dalam mengatur latihan, karena memiliki bahasa dan pengetahuan yang sama.
Akan tetapi, setiap pembina hendaknya meng-update pengetahuan sesuai perkembangan jaman. Juga menyiapkan cara menghadapi generasi pasca milenial. Membangun jejaring untuk memperluas literasi pengetahuan dan perkembangan informasi. (fgp)