YOGYAKARTA — Kak Lintang Mawarsari, Anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega tingkat Daerah (DKD) Daerah Istimewa Yogyakarta Bidang Pembinaan dan Pengembangan menjadi narasumber pada Siaran Kawruh RRI Pro 4 Yogyakarta, Kamis (16/02/2023).
Dalam kesempatan ini, Kak Lintang mengangkat topik Pramuka di Era Milenial. Menurut Kak Lintang, sapaan akrab pramuka putri asal Gunungkidul ini, pramuka milenial sangat identik dengan modernisasi dan mengoptimalkan teknologi informasi.
Implementasinya dalam kegiatan kepramukaan adalah dengan digitalisasi. Baik itu kegiatan di tingkat cabang, daerah, maupun nasional. Kak Lintang menyontohkan pada salah satu kegiatan di tingkat nasional yang diselenggarakan pada Agustus 2022 lalu, yaitu Jambore Nasional.
“Pramuka memanfaatkan teknologi informasi, ada kamera 360 yang bisa digunakan di sana dan kegiatan ini mendapat apresiasi presiden Joko Widodo,” ujarnya menyontohkan.
Berbeda dengan kegiatan-kegiatan pramuka pada zaman dulu, masih belum ada digitalisasi di dalamnya, serta belum mengoptimalkan teknologi informasi.
Menurut Kak Lintang, dengan adanya teknologi ini kita bisa menunjukkan bahwa pramuka itu eksis dan kegiatannya tidak ketinggalan zaman. Perkembangan di era saat ini sangat bagus sekali, dan tidak bisa lagi dilirik sebelah mata.
“Dikiranya pramuka itu kegiatannya hanya panas-panasan, kotor-kotoran, lari-larian di lapangan saja. Pramuka sekarang tidak seperti itu,” terangnya.
Terkait dengan literasi digital, khususnya di Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta Kak Lintang menjelaskan bahwa anggota gerakan pramuka diajak untuk mewartakan kegiatannya. Dengan kemajuan teknologi, anggota pramuka DIY selalu belajar literasi ini.
“Literasi digital sudah mulai dibangun di semua golongan pramuka, dari Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega. Kebiasaan dibangun dari dasar. Belum sempurna, tapi saat ini dilakukan oleh pramuka,” jelas Kak Lintang.
Kak Lintang menegegaskan bahwa pramuka harus terus memanfaatkan teknologi dan mengedepankan digitalisasi dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Karena sebagai generasi penerasi, jangan sampai pramuka itu buta teknologi.
“Kita harus mengemas kegiatan kepramukaan dengan teknologi yang ada dan literasi digital juga harus ada,” tegasnya.
Untuk semua yang masih gagap teknologi, Kak Lintang memberikan saran agar kita bisa sama-sama belajar untuk menggunakan teknologi melalui pelatihan-pelatihan. Memberikan pembelajaran dari dasar, sosialisasi, serta pendampingan, agar semua bisa lebih baik.
Dalam kesempatan ini Kak Lintang juga menyampaikan bahwa Dewan Kerja Daerah DIY akan menyelenggarakan Temu Saka di tahun 2023 ini. Yaitu kegiata pertemuan untuk saka-saka yang ada di DIY dengan peserta mencapai 800 an.
Kegiatannya diisi dengan pameran, display profil, sosialisasi, dan juga lainnya. Sebelumnya, kata Kak Lintang, di DIY sudah ada Festival Pramuka Jogja pada 2022 lalu. Kegiatan ini selain mewadahi pameran Saka, juga untuk UMKM di wilayah DIY.
Berbicara bagaimana terkait kegiatan kepramukaan saat ini, Kak Lintang berpesan agar kita bisa membranding diri, mengenalkan pramuka itu seperti apa mulai dari diri kita. Sehingga pramuka akan semakin dikenal oleh masyarakat.
Seperti halnya Kak Lintang pernah ikut kegiatan tingkat nasional di Palembang yaitu Perkemahan Bakti Saka Bhayangkara (Pertikara) Nasional. Dengan mengikuti kegiatan itu, Kak Lintang menyontohkan, bahwa dengan ikut pramuka bisa berkegiatan ke mana saja.
Di akhir agenda ini, Kak Lintang berpesan bahwa kegiatan pramuka saat ini sudah tidak jadul atau ketinggalan zaman. Gerakan Pramuka merupakan wadah kita untuk berkembang karena pramuka juga modern untuk pengembangan diri.
“Pengen jalan-jalan ke mana saja, ayo ikut pramuka,” pungkasnya.
(cst)