YOGYAKARTA — Program Sapa Jogja di TVRI Yogyakarta edisi Rabu, 13 Juli 2022 menghadirkan Kak Dr. Hajar Pamadhi, M.A. (Hons), Andalan Daerah Urusan Seni dan Budaya Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY).
Kak Hajar memaparkan terkait Museum Pramuka yang dipersiapkan oleh Kwarda DIY. Menurutnya, museum yang dikembangkan saat ini berbeda dengan zaman dahulu. Koleksi dalam museum akan disesuaikan dengan keperluan masing-masing audien.
“Dalam museum bukan lagi disebut pemandu, tetapi edukator,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa museum pramuka yang pencanangannya telah dilakukan pada Agustus 2021 lalu, dikembangkan lebih ke arah pendidikan karakter. Museum ini nantinya berbasis koleksi-koleksi dari sejak kehadiran pramuka di masa lalu (1912) sampai sekarang ini.
“Sehingga anak-anak terbangun karakternya,” terang Kak Hajar yang pernah menjadi Kepala Museum Universitas Negeri Yogyakarta tersebut.
Koleksi di dalam museum pramuka ini nanti, lanjut Kak Hajar, bisa dalam bentuk foto, video, atau digital. Rencananya akan ada Artificial Intelegence (AI), sehingga secara bentuk, museum pramuka ini akan lebih bebas.
“Di situ bisa berlatih, melihat, berdiskusi, bisa dicoba,” imbuh Kak Hajar.
Menurutnya, museum pramuka ini nantinya bukan saja untuk memajang barang-barang koleksi saja, namun ada media atau wahana yang bisa digunakan untuk praktik kegiatan kepramukaan.
Melalui museum ini bisa membentuk karakter kejiwaan pribadi, yang bersifat terbuka, selalu toleransi kepada orang lain, dan pendidikan karakter bangsa, sesuai dengan amanah yang diemban Kak Hajar melalui Subbidang Seni dan Budaya, Bidang Kebudayaan dan Pengembangan Kearifan Lokal Kwarda DIY.
Sebagai tupoksi Subbidang Seni dan Budaya adalah mengembangkan, menggali kesenian tradisional, ciri khas Yogyakarta, karena ada pendidikan karakter. Museum Pramuka menjadi salah satu program unggulan. (cst)