YOGYAKARTA — Peringatan Hari Bambu Nasional Tahun 2021 di Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) diisi dengan penanaman pohon bambu di kompleks Bumi Perkemahan (Buper) Taman Tunas Wiguna Babarsari dan Sarasehan, Jumat (26/11/2021).
Didukung oleh Asosiasi Hutan Tanaman Rakyat Mandiri Indonesia (AHTRMI) dan Kelompok Pengrajin Bambu “Rosse Bambu” Sleman, penanaman bambu sebagai salah satu edukasi kepada masyarakat tentang beragamnya jenis bambu dan pentingnya menanam bambu.
Disampaikan oleh Kak GKR Mangkubumi, Ketua Kwarda DIY saat membuka kegiatan bahwasanya pada Peringatan Hari Bambu Nasional tahun ini kita diingatkan kembali akan pentingnya bambu.
“Pentingnya mengedukasi tentang bambu kepada khalayak umum,” ujar Kak GKR Mangkubumi yang juga dibersamai oleh beberapa pimpinan Kwarda DIY lainnya.
Lebih lanjut Kak GKR Mangkubumi juga menyampaikan bahwa di dunia ini ada ribuan jenis bambu. Pihaknya juga mengajak para peserta yang hadir baik secara luring di Kwarda DIY maupun secara daring melalui Zoom untuk belajar menanam bambu dengan benar, memanfaatkan bambu, dan lain sebagainya.
Sebelumnya disampaikan pula oleh Ketua Penyelenggara Peringatan Hari Bambu Nasional Tahun 2021 yang menjelaskan terkait nilai bambu yang berdampak untuk budaya dan kebutuhan di masyarakat.
Usai melakukan penanaman secara simbolis di area Buper Babarsari yang diawali oleh Kak GKR Mangkubumi, kegiatan dilanjutkan dengan Sarasehan yang mengangkat tema Pengembangan Bambu di Daerah Istimewa Yogyakarta dari Hulu sampai Hilir.
Sarasehan diawali dengan prakata dari Kak GKR Mangkubumi yang kurang lebih mengupas tentang memunculkan bambu untuk pelestarian kearifan lokal dalam pendidikan. Dilanjutkan dengan paparan Kak Dr. Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si. (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan DIY) dengan topik Kebijakan untuk keberlangsungan perbambuan di DIY.
Topik Potensi Pengembangan Bambu di Sektor Hulu Hilir dari Kak Ir. Aris Riyanta, M.Si. (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY) dan topik Rekayasa teknologi untuk diversifikasi produk bambu dari Kak Santo Ajie Dhewanto, S.T., M.M. (Dosen Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia).
Diskusi hangat dengan beberapa pertanyaan dari para peserta baik daring maupun luring dipandu secara interaktif oleh moderator Kak Prijo Mustiko, Anggota Mabida DIY yang juga seorang pemerhati bambu. (dy/cst)