SLEMAN — Kak Bambang Suharto (94), Tentara Pelajar Brigade XVII dengan wilayah perjuangan di Wates, Jawa Tengah, Ngadirejo, dan Temanggung menjadi salah satu narasumber Jumpa Tokoh pada rangkaian Pengembaraan Desember Tradisional (PDT) ke-52.
Bertempat di Stadion TP Goden, Senin (18/12/2023) malam, Kak Bambang dengan penuh semangat menceritakan nilai-nilai dari sebuah kemerdekaan yang erat kaitannya dengan perubahan sikap hidup bangsa Indonesia di tengah bangsa dunia.
Kak Bambang menceritakan bahwa kekuasaan Indonesia kala itu ada di negara asing, tenaga dikuras habis, Indonesia dikuasai Jepang dan tidak memiliki apa apa.
Kepada para peserta PDT-52, Kak Bambang berpesan agar selalu mencintai tanah air dimulai dari kecil sampai tua. Generasi muda juga harus terus mengikuti pendidikan watak, semangat, dan cinta tanah air.
“Sebab anak-anak di pramuka, pendidikan luar sekolah yang akan menjadi bekal hidup di kemudian hari,” tegasnya.
Lebih lanjut Kak Bambang juga menegaskan bahwa sebagai pemuda, apalagi pramuka harus punya watak berani, berguna saat nanti bekerja, kemudian juga taat, dan cinta tanah air.
Sementara itu Kak Sri Budoyo, Ketua Yayasan Taman Pejuang 45 DIY yang juga merupakan Sekretaris Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY juga menjadi narasumber pada malam itu.
Ia menuturkan bahwa sosok tentara pelajar di masa kini dan kaitannya dengan pramuka mengaitkan bahwa PDT dengan rute sejarah perjuangan adalah untuk mengingatkan semua akan sepak terjang perjuangan pahlawan.
Kak Budoyo menegaskaan bahwa Tentara Pelajar berjuang untuk kemerdekaan, sementara generasi muda saat ini adalahj bertugas untuk mengisi kemerdekaan.
“Melalui pramuka dari siaga sampai pandega merupakan proses mempersiapkan diri, yang dipahami didalamnya nilai-nilai kebersamaan, saling memiliki, dan membangun karakter,” tegas Kak Budoyo.
Ia menyebutkan bahwa pendidikan bela negara dalam Gerakan Pramuka sudah dilakukan sejak dini. Hal itu guna mempersiapkan diri menjadi seseorang yang mampu berkolaborasi.
Jumpa tokoh ini juga diisi dengan diskusi antara peserta dengan kedua narasumber yang dihadirkan. Para peserta mendapatkan pesan penting dari narasumber, yaitu harus dapat menempatkan diri dan saat nanti berkiprah di masyarakat dapat engamalkan nilai-nilai perjuangan.
__
Agnes-PusbangJusinfo