Rabu, (28/9/2016), bertempat di Dalem Ageng Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kunjungan dari Tim Pramuka DIY. Tim ini terdiri dari Ketua Kwarda DIY, GKR Mangkubumi yang didampingi oleh Dr. Sari Murti Dewi, SH selaku Andalan Daerah Urusan Organisasi dan Hukum Kwarda DIY dan segenap Ketua Kwarcab se-DIY.
Ada beberapa hal yang disampaikan kepada Gubernur pada pertemuan ini, yaitu mengenai pelaksanaan Raimuna 2017, kondisi Pramuka di DIY serta rencana pelaksanaan Jogja for Indonesia Beyond for Peace and Harmony pada 2018.
GKR Mangkubumi menyampaikan bahwa pada tahun 2017, sesuai usulan dari KaKwarnas dan beberapa KaKwarda Pramuka di Indonesia, Raimuna diusulkan untuk diselenggarakan di Yogyakarta. Namun keputusan finalnya masih menunggu hasil rapat Dewan Kerja Nasional yang akan diselenggarakan pada awal Oktober 2016. Hal tersebut terkait dengan kesuksesan DIY sebagai tuan rumah acara yang sama pada tahun 2003 dan adanya acara yang bersamaan pada waktu yang sama di Jakarta. Menanggapi hal tersebut, Sri Sultan menyatakan, kalau secara teknis pembiayaan tidak ada masalah, lebih baik diterima. Agar dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk tahun 2018. Supaya pelaksanaan acara internasional dapat berjalan baik.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan Dr Sari Murti Dewi, SH tentang program pengembangan Pramuka ke depan. Diantaranya pembentukan desa pramuka di Wukirsari, Imogiri, Bantul dan Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman. Hal ini ada hubungannya dengan kegiatan unggulan Kwarda DIY, Jogja for Indonesia Beyond for Peace and Harmony yang akan diselenggarakan pada 2018.
Inti dari kegiatan Jogja for Indonesia Beyond for Peace and Harmony, adalah agar nilai-nilai keistimewaan Yogyakarta dapat disumbangkan untuk Indonesia dan dunia. Format acara ini adalah perkemahan Jogja International Scout Camp for Peace and Culture. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung program Sultan, Hamemayu Hayuning Bawono. Sub camp akan ada di masing-masing kabupaten atau Kwarcab. Dan acara ini akan melibatkan Sister City yang dimiliki oleh DIY.
Menanggapi pemaparan Sari, Gubernur DIY mengharapkan agar Kwarda dapat membuat program yang selaras dengan program yang dijalankan oleh Pemda DIY. Agar Pemda dapat membantu dari sisi teknis pembiayaan, yaitu dari Dais. Sebagai contoh kebijakan pertumbuhan ekonomi DIY ada di level kecamatan, tapi di lapangan supaya dipahami masyarakat desa otomatis dijadikan sasaran desa, yaitu desa mandiri dan berbudaya. Didalam konteks pramuka, nilai apa yang bisa disumbangkan oleh pramuka untuk mendukung program keistimewaan. Kalau itu bisa dilaksanakan, pemda bukan hanya sekedar membantu program, tetapi bagaimana pramuka bisa menjadi salah satu pendukung terwujudnya desa mandiri dan berbudaya. Sehingga bisa bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan kabupaten/kota.
Drs. Tavip Agus Rayanto, Msi, yang berkesempatan hadir mendampingi Gubernur DIY, menambahkan agar program Pramuka dapat selaras dengan RPJMD DIY. Tavip meminta Kwarda untuk segera mengajukan rencana kegiatan yang akan diusulkan pada Pemda DIY terkait dengan bantuan pembiayaan untuk kegiatan 2018. Di akhir pertemuan, Drs. Umar Priyono, MPd mengusulkan kepada Kwarda guna melakukan pengenalan UUK untuk mewujudkan pramuka istimewa.
Turut hadir pula dalam acara ini yaitu Plt Bupati Kulon Progo dan Bupati Bantul.
Sumber : HUMAS DIY- Jogjaprov.go.id