YOGYAKARTA — Kesehatan merupakan salah satu unsur yang berpengaruh pada perkembangan hidup manusia. Untuk itu diperlukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hal tersebut disampaikan oleh Kak drg. Laelia Dwi Anggraini, Sp.KGA, dosen Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (PSPDG FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang dalam waktu dekat akan melaksanakan pengabdian masyarakat yang melibatkan anggota gerakan pramuka di DIY.
Menurut Kak Lia, panggilan akrab Ketua Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Centre Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UMY tersebut, bahwa persoalan yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Ditambahkan lagi menurut badan kesehatan dunia WHO, bahwa lebih dari 50 juta jam sekolah pertahun hilang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak. Sementara hasil Hasil Survei Kesehatan Nasional melaporkan 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi (rata-rata pertahun 3,86%).
Menyikapi hal tersebut, Kak Lia yang juga salah satu Andalan di Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY, dengan disiplin ilmu yang ia pelajari mencoba untuk memfasilitasi anggora pramuka penegak dan pandega bisa menjadi kader yang peduli terhadap kesehatan gigi.
Kak Lia menyebutkan bahwa pentingnya pengabdian masysrakat ini adalah untuk memberikan pembelajaran dan deteksi dini, khususnya karies (lubang gigi) pada masyarakat, sehingga program pencegahan dapat dilakukan.
“Pendayagunaan usia penegak dan pandega, karena dipandang sebagai usia strategis dalam pembinaan peserta didik Gerakan Pramuka,” terang Kak Lia.
Melalui pengabdian masyarakat ini, Kak Lia bersama dengan timnya dari FKIK UMY bermaksud melakukan transfer perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat di bidang kedokteran gigi, khususnya cara pemeliharaan kesehatan gigi pada masyarakat. Sekaligus sebagai upaya mendukung kemandirian masyarakat di era pandemi COVID-19 ini.
“Selain itu untuk menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan, juga peningkatan peran serta Penegak Pandega yang merupakan agen perubahan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh,” imbuh Kak Lia.
Adapun rangkaian kegiatan yang dirancang adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat menunjang kemampuana kader pramuka secara profesional, sesuai perannya sekaligus sebagai peran serta dokter gigi dalam melakukan edukasi bagi masyarakat.
Direncanakan ada 15 kader pramuka yang akan diberi sosialisasi Preventive Care deteksi dini karies dan cara pencegahannya pada bulan Februari 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Dilanjutkan dengan pembentukan Kader Peduli Kesehatan Gigi untuk pramuka penegak/pandega di wilayahnya.
“Targetnya adalah terbentuknya Satgas Pramuka Peduli Kesehatan Gigi, yang siap mendeteksi dini karies pada masyarakat,” tegas Kak Lia yang juga Pembina Pramuka Pangkalan UMY tersebut.
Lebih lanjut Kak Lia menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta tahun 2017-2022, dimana perbandingan perawat dan penduduk -9,35 yang artinya jumlah pelayanan keperawatan rendah.
Dengan keterlibatan pramuka penegak pandega dari wilayah di DIY, yaitu Kulon Progo, Bantul, Sleman, Kota, dan juga Gunungkidul, diharapkan ke depannya bisa ditempatkan sebagai kader di beberapa wilayah tersebut.
Terkait dengan situasi pandemi COVIV-19 saat ini, Kak Lia menyampaikan bahwa kegiatan dilakukan secara terbatas dalam pertemuan secara offline. Dari ke-15 calon peserta tersebut secara rinci adalah 2 perwakilan Dewan Kerja Cabang (DKC) se-DIY, 3 orang anggota Dewan Kerja Daerah (DKD) DIY, dan 2 orang dari Saka Bakti Husada Kota Yogyakarta.
Secara khusus Kak Lia juga menyebutkan bahwa para peserta akan mendapatkan pengetahuan dasar terkait kesehatan gigi dan rongga mulut, pengetahuan dasar terkait anatomi dan fisiologi pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada gigi dan rongga mulut serta rahangnya.
“Pengetahuan tentang cara menjaga kebersihan rongga mulut dan pengetahuan tentang beberapa perawatan pencegahan yang bisa dilakukan secara dini untuk menghindari kerusakan gigi yang lebih parah,” ungkap Kak Lia.
Selain itu, peserta juga akan diberikan ketrampilan cara menggosok gigi dan cara merawat gigi yang baik dan benar. (*/cst)
artikel yang bagus..!