BOGOR — Masih berlangsung dari Royal Hotel Bogor, Workshop Strategi Kolaborasi dan Inovasi yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di hari kedua menghadirkan pemateri yang luar biasa, Senin, 25 November 2024.
Adalah Kak Dr. Indrawan Nugroho, Co-founder dan CEO Corporate Innovation Asia (CIAS) yang membawakan materi berjudul Membangun Budaya Inovasi untuk Gerakan Pramuka yang Berkelanjutan.
Pakar Inovasi yang banyak menjadi konsultan perusahaan besar di Indonesia ini juga merupakan pendiri Sukses Mulia Foundation, Master Planner Coach and Consultant, serta Co-Founder dan Lead Consultant di Kubik Leadership.
Lulusan The University of Melbourne Australia (majoring in Management and Industrial Relations), ini bercerita tentang Gerakan Pramuka dari aspek inovasinya.
Meskipun Kak Indrawan ini tidak tergambar bagaimana ia ikut pramuka dulu, ia sangat senang diundang untuk berbagi pengalaman sekaligus ide inovasi bagi Gerakan Pramuka di workshop ini.
Mereka yang ikut pramuka mendapatkan kepercayaan yang lebih, komunikasi jauh lebih bagus, kepedulian sosialnya lebih baik. Kehidupan dan karirnya juga lebih baik dari yang lain. Ia bercerita bahwa merupakan salah satu yang merasakan hal itu.
Alumnus Magister Psikologi Terapan dari Universitas Indonesia (UI) ini memberikan komentar bahwa dengan jumlah anggota Gerakan Pramuka yang begitu besar, itu menjadi amazing dan bisa dimanfaatkan bonus demografinya.
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa tren keikutsertaan anak muda di Gerakan Pramuka itu mulai menurun. Jika tidak ada transformasi ataupun perubahan di Gerakan Pramuka, tentu saja akan semakin menurun bahkan bisa ditinggalkan.
“Maka tugas kita untuk menjaga Gerakan Pramuka ini tetap relevan, kebermanfaatannya bisa dirasakan oleh setiap orang,” tegasnya.
Kak Indrawan menegaskan bahwa adanya program Scouts for SDGs adalah hal yang luar biasa. Di mata anak muda, isu SDGs adalah suatu hal yang kekinian. Mereka diminta untuk mengubah dunia, berinovasi, membuat solusi masalah di sekitarnya, serta berdampak besar bagi dunia.
Kesan bahwa Gerakan Pramuka itu tradisional maupun kuno hilang dengan adanya Scouts for SDGs. Ia menyebut bahwa inilah yang disebut dengan sebuah inovasi.
“We need to keep innovating! (kita harus terus berinovasi),” tegasnya.
Terkait dengan inovasi ini, Kak Indrawan menyebutkan bahwa yang pertama inovasi adalah apa yang dibuat, dilakukan, diprogramkan harus ada bedanya atau ada kebaruannya. Kemudian yang kedua adalah bisa bermanfaat untuk orang (value) atau bisa menjadi sebuah solusi.
Ciri inovasi ketiga, keterbaruan yang dibuat adalah diadopsi atau dicontoh oleh orang lain dan digunakan secara berkesinambungan, tidak hanya sesekali saja.
“Di situ tidak ada syarat harus ada teknologi, pokoknya yang dilakukan baru atau berbeda dari sebelumnya,” tegas Kak Indrawan.
Menurut Kak Indrawan, Gerakan Pramuka perlu membuat inovasi karena sudah sangat tertinggal dari organisasi lainnya. Ia meminta di akhir workshop, seluruh peserta bisa membuat sebuah inovasi.
“Maka inovasi itu beragam bentuknya,” imbuhnya.
Ada 10 tipe inovasi yang disampaikan oleh Kak Indrawan. Dari 10 tipe tersebut terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Pengaturan (inovasi di balik layar), Penawaran (berupa program atau lainnya), dan Pengalaman (yang dirasakan langsung).
Ke-10 tipe tersebut adalah profit model, network, structure, process, product performance, product system, service, channel, brand, dan customer engagement.
“Jangan lihat ke belakang, apa yang sudah dilakukan, itu bukan inovasi,” ujarnya.
Kak Indrawan kemudian memberikan beberapa contoh inovasi kepada para peserta workshop terkait dengan apa saja yang bisa dilakukan dari 10 tipe inovasi yang dilakukan.
Profit model misalnya dengan membuat digital badge atau certifications; Network dicontohkan dengan kolaborasi dengan universitas atau NGO; structure misalnya membentuk pembinaan bagi gen-z; process misalnya kemah hibrid atau program tematik; product performance misalnya inovator kit, perlengkapan unik, dll; product system misalnya akademi kepemimpinan.
Contoh inovasi tipe service misalnya dukungan kesehatan, jaringan purna; contoh pada tipe channel adalah seri youtube interaktif, scout marketplace; brand contohnya kampanye media yang dipimpin anak muda; dan customer engagement dicontohkan dengan aplikasi tantangan atau interaktif umpan balik.
Usai menjelaskan contoh-contoh inovasi, Kak Indra memberikan kesempatan bagi para peserta untuk dapat memberikan umpan balik atau pertanyaan dan masukan sehingga bisa berinteraksi dan berdiskusi.
Meskipun paparannya secara keseluruhan memang belum selesai, Kak Romi Amrizal selaku moderator kemudian langsung membuka sesi pertanyaan bagi para peserta workshop yang ingin bertanya kepada Kak Indrawan.
Ada poin menarik yang disampaikan oleh Kak Indrawan, bahwa problem utama dalam berinovasi di organisasi adalah adanya politik atau kepentingan golongan. Sehingga menurutnya, jangan jadi orang yang polos dalam berinovasi, tapi menggunakan cara-cara yang cerdas. (cst)