YOGYAKARTA — Kak GKR Hayu, Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Bidang Humas, Teknologi Informasi, dan Kerjasama (Humastika) menjadi narasumber dalam Program Sapa Jogja di TVRI Yogyakarta, Senin (11/07/2022).
Sesuai dengan bidangnya, Kak GKR Hayu membawakan topik Pramuka dan Dunia Digital. Bagaimana tantangan pembinaan generasi muda saat ini yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Menurut Kak GKR Hayu, pembinaan pada generasi muda harus memberikan skill yang relevan untuk masa depan. Karena jaman bergerak cepat sekali.
“Pembina harus memberikan skill yang relevan untuk ke depannya nanti. Anak didik, harus banyak yang dipelajari, dan pramuka mau ditempatkan di mana. Harus balance antara keduanya,” ujar Kak GKR Hayu.
Dari sisi Bidang yang diampu, yaitu Humastika, Kak GKR Hayu menjelaskan bahwa pramuka harus bisa eksis di media sosial. Karena media sosial merupakan wadah untuk memunculkan setiap aktivitas yang dilakukan, sehingga bisa dianggap ada.
“Dalam media sosial, kalau tidak eksis di medsos berarti tidak ada, bagaimana Pramuka bisa eksis di sana,” tegasnya.
Kak GKR Hayu menjelaskan bahwa saat ini tantangannya adalah bagaimana menyajikan konten di media sosial yang tidak hanya kegiatan-kegiatan resmi, namun juga bisa diterima atau relevan dengan kondisi peserta didik di zaman milenial ini.
Bersama tim di Humastika, Kak GKR Hayu mencoba membangun dua media sosial. Satunya untuk konten institusi secara resmi dan satu lagi untuk konten informasi yang lebih relevan dengan peserta didik.
Pihaknya juga mengajak peserta didik yang masih usia penegak/pandega khususnya bisa menjadi inspirasi bagi usia sebayanya. Salah satu contonya misalkan ada kegiatan yang relevan bisa dikerjakan bersama-sama.
“Yang dibutuhkan dalam pramuka adalah adik-adik sendiri saling menyampaikan satu sama lain bahwa pramuka itu asyik,” imbuhnya.

Terkait dengan berita bohong/hoax, Kak GKR Hayu menyebutkan bahwa Pramuka bisa berperan untuk menangkal berita-berita tersebut dengan banyak membuat berita-berita positif. Karena menurut Kak GKR Hayu, kampanye atau ajakan-ajakan normatif tidak terlalu berdampak.
“Official Stand, misalnya Kwarda, bisa mengeluarkan keterangan bahwa ada berita hoax,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Kak GKR Hayu juga menyampaikan bahwa ada hal yang berbeda dari Pramuka di DIY, yaitu mengembangkan Pramuka Istimewa. Pramuka yang bisa melestarikan budaya, memahami filosofi Yogyakarya yang mempunyai nilai universal.
“Pramuka DIY yang ada ciri khasnya, ada value atau nilai yang relevan dengan Keistimewaan Yogyakarta,” ujarnya.
Menyambut Hari Pramuka ke-61, Kak GKR Hayu menjelaskan bahwa Kwarda DIY akan menggelar berbagai kegiatan, salah satunya adalah Festival Pramuka yang berisi berbagai lomba, pameran, dan sebagainya.
“Kebetulan ada tamu dari New Caledonia, untuk perayaan Hari Pramuka ke-61 akan dimajukan dengan nama Festival Pramuka,” terang Kak Hayu.
Di akhir program Sapa Jogja ini Kak GKR Hayu berharap kepada pramuka di DIY khususnya untuk peserta didik, bahwa dengan ikut pramuka akan banyak dibekali skill yang sangat berguna dan relevan dengan masa depan. Bagi para pengurus kwartir, pihaknya berharap bahwa harus ada inovasi untuk membantu peserta didik dalam pembekalan skill tersebut. (cst)