KULON PROGO — Tim Monitoring Uji Coba Syarat Kecakapan Pramuka Istimewa (SKPI) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) berkunjung ke pangkalan SMK Negeri 1 Pengasih pada Jum’at (30/8/2024).
Tim ini tersebut terdiri dari Kak Prof. Hj. Suwarsih Madya, Ph.D., Kak Drs. Edy Heri Suasana, M.Pd., Kak Drs. Arifin Budiharjo, Kak Drs. Suraji Widarta, Kak Prof. Sri Winarni, M.Pd., Kak Dra. Th. Dharmayanti, Kak Agung Udayana, Kak H. Barozi, S.E., dan staf Kwarda DIY.
Kunjungan tim ini disambut oleh Kepala SMK Negeri 1 Pengasih Kak Waryanto beserta jajaran Pembina Pramuka dan guru terkait. Acara dipandu oleh 2 orang Penegak Putri dengan menggunakan bahasa Jawa, yang diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Satya Darma Pramuka.
Kak Waryanto dalam sambutannya, menyampaikan ucapan selamat datang di gugusdepan pangkalan SMK Negeri 1 Pengasih dan terima kasih atas kunjungannya serta berharap masukan atas apa yang sudah dilakukan oleh Pembina Pramuka dan para Pramuka di Gudep SMK N 1 Pengasih dalam menerapkan materi Pramuka Istimewa.
Agenda dilanjutkan dengan paparan kegiatan kepramukaan yang bermuatan Pramuka Istimewa oleh Pembina Pramuka SMK Negeri 1 Pengasih, Kak Prapti.
“Kegiatan yang bermuatan budaya sudah lama dilakukan oleh Pramuka di SMK Negeri 1 Pengasih, sehingga saat ini ketika ada muatan tentang Pramuka Istimewa, tidak sulit untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan SKPI,” terang Kak Prapti.
Kak Prapti juga menyampaikan strategi yang diterapkan untuk mencapai SKPI, yakni bersinergi dengan guru mata pelajaran di antaranya Bahasa Jawa, Seni Budaya, Sejarah, KWU dan Olahraga.
Selain itu, ujian SKPI dilakukan secara mandiri oleh Pramuka dengan bertemu Pembina/Guru yang akan menguji, melalui festival/lomba-lomba/pertunjukkan, ulangan harian dan diintegrasikan dalam kegiatan perkemahan.
Setelahnya, ada sambutan dari Kak Suwarsih Madya selaku Wakil Ketua Bidang Kebudayaan dan Pengembangan Kearifan Lokal Kwarda DIY yang menyampaikan bahwa apa yang sudah dilakukan di SMK Negeri 1 Pengasih sudah baik.
Pihaknya menyampaikan bahwa sesungguhnya muatan dalam Pramuka Istimewa (nilai budaya, pengetahuan dan teknologi, bahasa, tradisi luhur, benda dan seni) sudah sejak lama ada dan diterapkan, hanya saja ditekankan bahwa hal ini perlu diingatkan kembali dan ditingkatkan agar menjadikan sebuah kecakapan yang harus dimiliki oleh para Pramuka.
“Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar muatan Pramuka Istimewa yang sudah ada dan berjalan di gudep ini bisa terus dilakukan dan dapat ditingkatkan eksistensinya,” ujar Kak Warsih.
Lebih lanjut Kak Warsih juga mengajak agar para pembina bisa melakukan pembelajaran materi budaya daerah yang mengikuti perkembangan teknologi, mendorong peserta didik untuk saling berbagi ilmu dan mendokumentasikan proses serta hasilnya secara tertulis dengan baik.
“Sehingga dapat dilihat oleh masyarakat global, kemudian melakukan riset dan menuliskan hasilnya. Selain itu, juga melatih kebebasan ekspresi dalam berkarya dan melakukan promosi,” harapnya.
Kak Warsih juga memberikan saran agar dapat diadakan hari bahasa Jawa dan hari bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan komunikasi praktis para Pramuka. Kegiatan eksplorasi, sharing, apresiasi, promosi dan evaluasi penting dilakukan untuk mewujudkan Pramuka Istimewa.
Di akhir kunjungan, tim monitoring diajak melihat aktivitas kepramukaan yang bermuatan Pramuka Istimewa, seperti pembuatan peningset, karawitan dan tari. Turut hadir pada kunjungan ini Sekretaris Kwarcab Kulon Progo, Kak Mudopati dan andalan terkait.