BANTUL — Usai kunjungan ke SDN Kanigoro Dlingo, tim monitoring uji coba Syarat Kecakapan Pramuka Istimewa (SKPI) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) melanjutkan kunjungan ke hari ini melaksanakan kunjungan ke SMPN 1 Bantul, Rabu, 18 September 2024.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh MC, diikuti oleh laporan dari kakak-kakak pembina Pramuka di SMPN 1 Bantul yang memaparkan penerapan SKPI di gugusdepan mereka.
Dalam laporan yang disampaikan, dijelaskan bahwa program SKPI telah disosialisasikan kepada adik-adik Pramuka Penggalang. Sebanyak 20 siswa dari kelas 8 direncanakan akan mengikuti penempuhan SKPI, dengan fokus pada keterampilan di bidang kebudayaan.
Selain itu, siswa kelas 7 juga telah mendapatkan sosialisasi dan telah melakukan kegiatan jelajah sejarah budaya di Bantul. Beberapa lokasi yang dijelajahi antara lain adalah sejarah Pabrik Gula Bantul, yang dulunya SMP N 1 Bantul merupakan bekas pabrik gula, serta sejarah Stasiun Kereta di Bantul.
Kak Winarni sebagai pemimpin rombongan dari Kwarda DIY menegaskan bahwa Pramuka Istimewa merupakan kecakapan tambahan yang dirancang untuk melengkapi keterampilan Pramuka di wilayah DIY.
“Harapannya, adik-adik Pramuka Penggalang dapat menghayati proses pembelajaran berbasis learning by doing hingga ke tahap pelaksanaan,” ucap Kak Winarni yang merupakan Andalan Daerah Urusan Olahraga Tradisional Kwarda DIY
Pihaknya juga menekankan setiap sekolah juga diharapkan mampu mengidentifikasi budaya yang paling relevan di lingkungan sekitar mereka, sehingga bisa menjadi unggulan dalam penempuhan SKPI, khususnya di SMPN 1 Bantul.
“Proses pembelajaran yang diterapkan, yang melibatkan sosialisasi, penelusuran, dan pencarian informasi, dinilai sudah berjalan dengan baik,” terang Kak Winarni.
Akan tetapi, lanjut Kak Winarni, pihaknya menekankan juga pentingnya menghadirkan sumber-sumber otentik, seperti narasumber atau ahli, untuk memperkaya pembelajaran budaya tersebut.
Sebagai penutup, Kak Winarni juga mendorong para pembina Pramuka di gugusdepan untuk terus berinovasi dalam cara penyampaian dan penerapan SKPI, agar sesuai dengan karakter dan kebutuhan masing-masing sekolah.
Sementara itu Kak Sumardi perwakilan dari Kwarcab Bantul memberikan penekanan kepada kakak-kakak pembina bahwasannya dalam pengujian SKPI, adik-adik tidak harus melakukannya secara formal dalam sesi latihan rutin.
Menurutnya, bila komponen yang dijelaskan sudah sesuai atau adik-adik sudah mampu menjelaskan dengan baik itu juga sudah bisa dianggap lulus dalam ujian SKPI ini.