BANTUL — Kunjungan terakhir tim monitoring uji coba Syarat Kecakapan Pramuka Istimewa SKPI Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY), Rabu, 18 September 2024 adalah ke pangkalan SMK N 1 Bantul.
Rombongan Kwarda DIY disambut dengan dance semaphore oleh anggota ambalan di SMK N 1 Bantul. Selanjutnya rombongan diajak melihat praktik dari penerapan SKPI di kegiatan gugusdepan.
Di antaranya penampilan yang disajikan melalui 7 poin SKPI, terdapat 3 poin di dalamnya yaitu tentang Permainan Tradisional, Sesorah, dan Pengenalan Budaya Yogyakarta.
Memasuki agenda diskusí, Kak Sujahantoro selaku Ketua Gugusdepan menyampaikan rasa terimakasih atas kehadiran Kwarda DIY. Selain itu ia meminta pendampingan dan dukungan Kwarda DIY dalam proses penempuhan SKPI ke depannya.
Kak Ajeng Fitri Saraswati, pembina pramuka SMKN 1 Bantul kemudian menyampaikan laporan bahwasannya setelah mengikuti bimtek yang diselenggarakan oleh Kwarda DIY, dilakukan sosialisasi SKPI kepada adik-adik pramuka Penegak di SMK N 1 Bantul.
Kemudian ditindaklanjuti dengan adanya 73 Pramuka Penegak dengan rincian 13 orang putra dan 60 orang putri yang antusias mengikuti penempuhan SKPI.
Kak Ajeng menambahkan bahwa dalam prosesnya dilakukan perencanaan jadwal latihan, dan yang telah diterapkan saat ini SKPI lebih mengerucut pasa poin dalam rubrik tentang tata nilai budaya.
Kak Arifin Budiharjo mewakili Kwarda DIY menyampaikan bahwa dalam penempuhan SKU, SKK, dan SKPI peran pembina/guru menjadi hidden kurikulum.
Maka menurutnya dipandang perlu untuk berkomunikasi dengan pembina di sekolah lain untuk mereferensikan dan memberikan inovasi tentang pertukaran budaya dan cerita.
“Uji coba ini harapannya kakak-kakak yang mengetahui di lapangan bagaimana penerapannya dan di mana perlu adanya perbaikan yang relevan dari 7 pokok-pokok komponen budaya dalam materi SKPI,” tegasnya.
Wakil Ketua Kwarda DIY Bidang Pembinaan Anggota Muda tersebut juga menyampaikan materi yang akan diberikan tidak semuanya harus dari pembina, bisa juga mencari sumber belajar ataupun narasumber yang ahli.
Kak Winarni, Andalan Daerah Urusan Olahraga Tradisional menambahkan, dalam pengujian SKPI tidak selalu harus terjadwal, jika memang sudah pernah dilakukan dan memenuhi kelulusan, dianggap sudah lulus.
“Penilaian SKPI tidak mengikat harus dalam kegiatan tertentu,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini juga disampaikan arahan dari Kamabigus SMK N 1 Bantul. Pihaknya mengajak adik-adik untuk mau belajar kearifan. Lokal yang ada di yogyakarta. Budaya Yogyakarta kni nhha sangat lekat dan baik, dimana senantiasa mengkedepankan rendah hati.
“Mohon kakak-kakak dari kwarcab dan kwarda bagaimana adik-adik pramuka dapat memenuhi syarat untuk mencapai SKPI,” pungkasnya.