YOGYAKARTA — Salah satu kegiatan kolaboratif antara Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta dengan RRI Pro 4 Yogyakarta adalah Siaran Kawruh yang hadir setiap bulannya menyapa para pendengar setia.
Pada kesempatan Siaran Kawruh Oktober 2023 ini, tema yang diangkat adalah Gugusdepan Ramah Lingkungan di Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Bantul.
Narasumber yang dihadirkan adalah Kak Sunarto, S.H., M.M, Wakil Ketua Kwarcab Bantul Bidang Organisasi, Hukum, dan Kehumasan serta Kak Dwi Suharyana, M.Pd, Anggota Lembaga Pemeriksa Keuangan (LPK) Kwarcab Bantul dan juga Pamong Saka Kalpataru Bantul.
Disampaikan di awal siaran yang mengudara mulai pukul 08.00 WIB tersebut bahwa tujuan dari gugusdepan ramah lingkungan ini adalah pembinaan anggota muda dalam menjaga, memelihara, dan mengelola lingkungan hidup ke arah yang lebih baik sekaligus memberikan manfaat pengetahuan kepada anggotanya..
Sasarannya adalah anggota gerakan Pramuka mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga, memelihara dan mengelola lingkungan hidup secara berkelanjutan
Dalam gugusdepan ramah lingkungan ini adalah indikator untuk mengukur keberhasilan dalam mendorong peduli lingkungan, yaitu: Perilaku peduli memilah, mengolah dan mengelola sampah dengan sistem 3R; Perilaku peduli hemat dan konservasi air; Perilaku peduli konsumsi energi yang ramah lingkungan.
Kemudian Perilaku peduli mengurangi emisi karbon; Perilaku peduli hidup sehat; dan Perilaku peduli konservasi keanekaragaman hayati.
Hal tersebut dijelaskan oleh Kak Dwi Suharyana yang juga seorang Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan (Ka Mabigus) yang terjun langsung mengawal program Gugusdepan Ramah Lingkungan ini.
Kak Dwi menyampaikan, Gugusdepan Ramah Lingkungan erat kaitannya dengan pengelolaan sampah. Ia menyebutkan bahwa kendala utama dalam memberikan edukasi terhadap pengelolaan sampah adalah mengubah mindset manusia terkait kebiasaan.
Namun demikian menurut Kak Dwi, upaya untuk memberikan contoh langsung setiap saat adalah salah satu metode yang bagus untuk diterapkan. Selain itu, nasihat harus selalu disampaikan bahwa sampah itu harus diapakan.
Sementara itu Kak Sunarto menyampaikan bahwa kepedulian terkait sampah ini sebenarnya sudah disampaikan atau diedukasikan sejak dini. Seperti kebiasaan di rumah, untuk membuang sampah sesuai jenisnya ke tempat-tempat yang telah disediakan.
Dengan pembiasaan sejak dini inilah akan tumbuh karakter pada anak. Sehingga bisa melakukannya sampai dewasa. Menurut Kak Sunarto, kepedulian sebagian masyarakat masih kurang terkait membuang sampah pada tempatnya.
“Jika di luar negeri didenda baru sadar, karena takut jika melanggar,” ujarnya.
Namun dengan adanya gugusdepan ramah lingkungan ini Kak Sunarto berharap mudah-mudahan dari diri pribadi sudah terbiasa, sehingga dari Pramuka sudah diberikan pemahaman atau kecintaan terhadap lingkungan.
Ia menyebutkan bahwa di Bantul ada 305 gugusdepan SD, 85 gugusdepan SMP/MTs, dan 67 gugusdepan SMA/SMK/MA yang aktif dan menjadi sasaran dari program gugudepan ramah lingkungan ini. Termasuk pula ada beberapa gugusdepan di perguruan tinggi yang ada di Bantul.
Disampaikan oleh Kak Dwi dan Kak Narto bahwa meskipun di Kwarcab Bantul belum ada Satgas khusus yang memonitor program Gudep Ramah Lingkungan, namun di masing-masing gudep sudah ada dengan tugas-tugas yang sudah sesuai dengan porsinya.
Menurut Kak Sunarto yang juga membidangi kehumasan di Kwarcab Bantul. Informasi dan edukasi terkait program-program gudep ramah lingkungan ini terus dilakukan bisa dari kwarcab ke gugusdepan langsung maupun melalui kwartir ranting.
Pernyataan tersebut menjawab salah satu pertanyaan dari pendengar yang disampaikan melalui WhatsApp radio. Selain itu, di Bantul saat ini sudah banyak sekolah adiwiyata, yaitu sekolah yang peduli lingkungan sehat, bersih, dan indah.
“Seluruh masyarakat di sekitar sekolah dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau merupakan lingkungan sehat dan pramuka menyesuaikannya,” tegas Kak Sunarto.
Meskipun, lanjut Kak Sunarto, di Media Sosial Kwarcab Bantul saat ini belum begitu aktif untuk mengkampanyekan terkait gudep ramah lingkungan, namun di Kwartir Daerah sudah cukup memberikan dukungan.
Berkaitan dengan syarat untuk menjadi gudep ramah lingkungan, Kak Dwi menambahkan bahwa hal itu saat ini dimulai dari sekolah adiwiyata yang nantinya membuat pendampingan kepada sekolah-sekolah lain.
“Satu sekolah adiwiyata mendampingi 3 sekolah lain, se-Bantul akan menjadi adiwiyata dan gudep ramah lingkungan,” tegas Kak Dwi.
Untuk mendukung hal tersebut tentu perlu adanya program baik dari Kwarcab, Saka, maupun gugusdepan itu sendiri yang terkait kepedulian terhadap lingkungan yang bisa dikaitkan dengan penempuhan atau uji Syarat Kecakapan Khusus di setiap golongan di Gerakan Pramuka.
Di akhir siaran ini, Kak Dwi dan Kak Narto juga menyampaikan bahwa Kwarcab Bantul sudah mempunyai Kampung Pramuka, yaitu satu wilayah yang kelompok masyarakatnya mengimplementasikan nilai-nilai kepramukaan. (cst)