YOGYAKARTA — Pramuka Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Bidang Kerumahtanggaan (KRT) memiliki program kerja rutin, yakni Bersih-Bersih Sanggar (BBS).
Ada yang berbeda dari BBS edisi Sabtu (08/06/2024) ini, karena selain anggota Pramuka UGM melakukan bersih-bersih kondisi Sanggar Bakti (sekretariat), mereka juga merapikan sampah anorganik terpilah yang beberapa bulan ini dikumpulkan agar tidak terkirim ke TPA.
Anggota Bidang KRT memimpin jalannya bersih-bersih ini, dimulai dari perapian gudang, membersihkan ruang utama Sanggar, hingga menyiapkan sampah anorganik terpilah untuk disetor ke agen daur ulang. Pemilahan sampah dibantu oleh teman-teman dari Reka LokaLogi, kelompok minat yang berfokus pada topik lingkungan dan persampahan.
Praktik pemilahan dilakukan dengan pendetailan klasifikasi sampah, menjadi botol plastik, plastik putihan, sendok dan sedotan plastik, kertas dupleks, kardus, kaleng, dan beberapa pengelompokkan spesifik lainnya. Sampah anorganik ini berasal dari aktivitas sehari-hari di Sanggar Bakti, maupun hasil beberapa kegiatan besar di tahun 2024.
Selesai memilah, anggota Pramuka UGM mengangkut sampah terpilah tersebut ke daerah Sagan, dimana kebetulan sedang ada drop point pengumpulan sampah dari suatu agen daur ulang ternama di Yogyakarta. Antrean mengular cukup panjang, tanda masyarakat terbukti antusias dengan penyetoran sampah ini.
Ketika tiba bagiannya, sampah ditimbang sesuai klasifikasi spesifik. Dengan kelompok terberat sampah kertas dupleks, dan volume terbesar sampah botol plastik, hasil timbangan menghasilkan angka total lebih dari 20 kg.
Kak Arrohmah Saniati, CD, Koordinator Bidang KRT mengaku kegiatan penyetoran sampah seperti ini menyenangkan dan bisa ia turut bahagia bisa melihat hasilnya.
Sedangkan para anggota Pramuka UGM keseluruhan lega telah membersihkan tumpukan sampah terpilah selama ini. Namun ada refleksi tersendiri bagi mereka, yaitu menyadari detailnya pemilahan dan pembersihan sampah agar dipastikan bisa didaur ulang, sebenarnya selalu lebih baik mengurangi sampah sedari awal.
Hal ini pulalah yang mendorong Pramuka UGM selalu meminimalisasi penggunaan kemasan sekali pakai di setiap kegiatan, meskipun pada akhirnya kemasan tersebut bisa dan akan disetor untuk didaur ulang.
Aktivitas hari ini akan termasuk dalam segmen storytelling pada kanal LokaLogi, sebagai pemberian contoh pengelolaan Sanggar ataupun pelaksanaan kegiatan sadar sampah di lingkungan kepramukaan. Bahwa praktik baik perlu diceritakan, agar bisa diikuti oleh siapapun yang melihat dan mendengarnya.