YOGYAKARTA — Anggota Pramuka (Pengakap) Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Tunku Besar Tampin, Negeri Sembilan, Malaysia melakukan kunjungan ke Indonesia, tepatnya di Yogyakarta dalam rangka menjalankan Program Anugerah Remaja (ARP) Perdana tahap Emas.
Kegiatan ini diikuti oleh 9 peserta, 4 anggota putra dan 5 anggota putri selama kurang lebih 7 hari atau seminggu dari tanggal 3 Desember hingga 9 Desember 2019 di beberapa lokasi di Yogyakarta. Deketahui bahwa ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui oleh para pengakap ini, yaitu Tahap Perunggu (Gangsa) selama 15 jam aktivitas, Tahap Perunggu selama 30 Jam, dan Tahap Emas selama 60 Jam.
Program ini merupakan sebuah penempatan Residential Projecta atau keluar dari negara asal untuk menjalankan aktivitas dengan masyarakat lain. Program ini sudah 5 tahun berjalan di Indonesia sejak tahun 2015, berturut turut di Payakumbuh, Pariaman, Surabaya, Makasar dan tahun ini di Yogyakarta.
Di hadapan Kak Drs. Edy Heri Suasana, M.Pd., Wakil Ketua Kwarda DIY Bidang Organisasi dan Hukum, Cikgu Abang Mohamad Ikhwan sekaligus Secretary Penolong Pesuruh Jaya Tampin, Negeri Sembilin, Malaysia, pihaknya memilih di Indonesia untuk program ini, karena Penduduk sangat ramah, dan telah banyak menyukseskan program ARP tahap emas.

Beberapa agenda dijalankan oleh peserta program ARP tahap emas ini, di antaranya City Tour ke area keraton Yogyakarta termasuk di Museum Kereta Kencana, Taman Sari, dan Malioboro.
Dengan didampingi oleh tim dari Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta, rombongan ini juga melakukan kunjungan ke Istana Gedung Agung, Museum Pesawat Dirgantara Mandala, Berkemah di Breksi, dan mengunjungi Candi Prambanan serta Candi Borobudur.
Kemudian peserta program ARP Tahap Emas juga dilibatkan dalam kegiatan masyarakat desa wisata Tegonk Sambi, berkemah dengan anggota pramuka setempat, menikmati budaya khas musik tradisional gamelan, jemparingan, mengikuti edu tour Merapi Lave Museum, serta Merapi Adventure.

Ada satu hal menarik yang dilakukan oleh para pengakap ini. Mereka semua mempunyai diary (semacam logbook) yang harus diisi ke mana saja mereka berkunjung dan akan mendapatkan stamp (stempel), lalu menuliskan apa yang mereka dapatkan di lokasi yang dikunjungi itu.
Selepas penempatan (kunjungan), mereka harus membuat laporan untuk disampaikan kepada Kementerian Pendidikan negeri Jiran agar mendapatkan penilaian untuk mendapatkan anugerah tahap emas.
Seluruh rombongan program ARP ini sempat pula bertemu salah satu pimpinan Kwarda DIY yakni Kak Prof. Suwarsih Madya, Wakil Ketua Kwarda Bidang Budaya dan Kearifan Lokal dalam suasana makan malam yang penuh dengan keakraban dan kehangatan.
Pada kesempatan malam perpisahan, peserta terpilih dari SMK Tunku Besar Negeri Sembilan ini menyajikan persembahan Tarian perpaduan budaya Malaysia dengan kostum khas, yang berisi kolaborasi budaya Melayu, India, dan Tiongkok.
Sebelum bertolak ke negeri asal, rombongan berkesempatan mengunjungi kantor sekretariat Kwarda di Komplek Bumi Perkemahan Babarsari dan diterima oleh Kak Siswanti selaku Andalan Bina Muda, Kak Barozi Kepala Sekretariat dan jajaran staf. (fgp/cst)