SLEMAN — Peningkatan status Gunung Merapi dari Normal menjadi Waspada memicu berbagai respon dari masyarakat. Pasca letusan freatik pertama yang terjadi pada Jumat (11/5), masyarakat mulai bersiaga akan setiap perkembangan aktivitas Gunung Merapi. Di tengah peristiwa tersebut, informasi tidak benar (hoax) dengan mudah tersebar. Salah satu yang sedang viral saat ini adalah video turunnya awan panas dari puncak gunung.
Melalui aplikasi pesan singkat seperti Whatsapp dan Line, hoax ini dapat tersebar dengan mudah tanpa adanya sumber yang jelas. Masyarakat yang sedang dilanda kecemasan dengan mudah percaya serta menyebarkan informasi ini. Sehingga hal ini menyebabkan kondisi masyarakat yang tidak kondusif. Untuk mencegah penyebaran hoax di masyarakat, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk saling mengingatkan jika ada informasi yang tidak benar tersebar.
Sebagai upaya memerangi hoax, Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sleman, dalam hal ini Kak Bambang Pamungkas selaku Andalan Cabang Urusan Satuan Karya sekaligus Sekretaris Pramuka Peduli Kabupaten Sleman membentuk Satgas Pramuka Peduli Gunung Merapi. Satgas ini berfungsi untuk memerangi hoax sekaligus memantau situasi terkini mengenai kondisi Gunung Merapi dari berbagi lokasi. Jika dibutuhkan, satgas ini siap terjun ke lapangan membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Satgas ini beranggotakan aktivis pramuka dari berbagai latar belakang, salah satunya adalah Satuan Karya Bakti Husada yang bergerak di bidang kesehatan.
Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, sudah terkumpul lebih dari 200 anggota yang tidak hanya berasal dari pramuka tapi juga ormas-ormas yang bergerak di bidang tanggap bencana dan bidang komunikasi yang ada di Kabupaten Sleman. Dengan adanya anggota yang memiliki berbagai latar belakang dan keahlian, diharapkan satgas ini dapat bekerja dengan baik karena anggotanya saling bekerja sama dalam menjalankan tugasnya.
Untuk saat ini Satgas Pramuka Peduli Gunung Merapi akan fokus dalam hal membantu masyarakat dalam hal penyampaian informasi yang aktual serta faktual dan menghentikan penyebaran hoax.
Satgas Pramuka Peduli Gunung Merapi berada di bawah komando dari Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sleman yang telah berbadan hukum serta dijamin oleh UU. Ke depannya akan diadakan pelatihan tentang pramuka peduli penanggulangan bencana secara berkala untuk menanggulangi bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sleman. Sehingga anggota dari satgas ini siap untuk ditempatkan pada berbagai situasi dan kondisi yang terjadi akibat bencana.
Dengan adanya satgas ini maka Pramuka Sleman siap membantu masyarakat dan pemerintah dalam penanggulangan bencana akibat dari letusan Gunung Merapi, baik terjun langsung sebagai relawan di lapangan maupun sekedar membantu menyebarkan informasi terkini mengenai kondisi di sekitar Gunung Merapi. Hal ini sesuai dengan Kode Kehormatan Pramuka yang tertuang dalam Trisatya (janji) dan Dasadarma (pedoman) di mana disebutkan bahwa Pramuka itu, “Ikut serta membangun masyarakat.”
Diharapkan satgas ini juga bisa diperbantukan bersama BPBD Kabupaten Sleman dalam menjalankan tugasnya menanggulangi bencana di Kabupaten Sleman.
Diharapkan ke depannya penyebaran hoax dapat terhenti dan informasi terkini mengenai perkembangan aktivitas Gunung Merapi dapat tersampaikan ke masyarakat. Serta mengajak masyarakat untuk menangkal hoax dan mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi akibat erupsi Gunung Merapi. Sehingga dapat mengurangi kemungkinan resiko yang dapat terjadi.
Oleh Danik Nugroho – Aktivis Pramuka Sleman
Dipublikasikan pertama di TribunNews.com – Rabu, 23 Mei 2018 16:30 WIB