SAEMANGEUM — Saat ini tengah berlangsung perkemahan internasional yaitu 25th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka Sedunia ke-25) di SaemanGeum, Korea Selatan.
Kontingen dari berbagai negara telah hadir di lokasi perkemahan termasuk dari Indonesia, baik sebagai peserta, tim kontingen, maupun International Service Team (IST).
Banyaknya partisipan tentu menjadi hal yang wajar ketika ada antrian saat agenda makan pagi atau pengambilan konsumsi lainnya. Hal ini terjadi di Cafetaria khususnya untuk IST. Ada alokasi makan pagi (sekaligus mengambil snack box makan siang) dan makan malam di area cafetaria.
“Partisipan yang berhak dalam mendapatkan fasilitas ini adalah di luar dari Youth Participant (YP) atau peserta,” ujar Kak Saka, salah satu IST dari Yogyakarta.
Kak Saka sudah menginjakkan kaki di arena Jambore Dunia ke-25 ini sejak tanggal 29 Juli 2023 lalu. Antrian panjang ia alami ketika masuk di Cafetaria. Hingga 30 Juli, dibuka dua pintu masuk agar dapat memecah antrian panjang
“Walaupun solusi ini masih dinilai tetap ada antrian panjang,” imbuh Kak Saka.
Namun demikian, kondisi ini justru memberikan peluang bagi partisipan jambore yang berasal dari berbagai negara untuk saling berkenalan, membuat relasi, juga bertukar badge dan informasi.
Nampak terlihat beberapa orang memilih untuk mengantri sendiri, namun beberapa memilih untuk mengajak satu atau bahkan lebih temannya baik yang beda negara maupun sama, untuk ikut bersama-sama mengantri.
Seperti Kak Saka yang sedang mengantri bersama teman-teman IST Indonesia, kemudian melihat beberapa orang dari Vietnam yang ikut mengantri.
“Saya mencoba mengulurkan badge kontingen Indonesia kepada seseorang dari rombongan kontingen Vietnam tersebut, dan seorang IST Vietnam menyambutnya dengan senyuman dan sedikit kaget, lalu mengambil badge kontingen Vietnam. Terjadilah sebuah swap/tukar-menukar di tengah antrian masuk Cafetaria,” terangnya.
Cerita lain adalah saat Kak Saka bersama seorang teman satu divisi di Radio Scouting. Namanya Cage dari Amerika Serikat, umurnya baru 18 tahun. Awalnya Cage menanyakan apakah saya akan mengambil makan malam. Tentu saja dijawab dengan iya oleh Kak Saka.
Perjalanan dari tenda kegiatan Radio Scouting ke Cafetaria dapat memakan waktu kurang lebih 15 sampai 20 menit dengan berjalan kaki, tentu ini akan berat jika dilakukan sendiri.
“Bersama Cage, saya bercerita banyak hal. Kami sempat bercanda tentang tomat apakah tomat itu buah atau sayuran,” kenang Kak Saka.
Hal menarik lainnya adalah ketika membahas peringatan ular di area perkemahan. Para partisipan khususnya IST ini saling bertukar cerita tentang ular di negara masing-masing. Ada beberapa momen pula ketika saling bercerita bagaimana nyamannya hidup di rumah dan bagaimana kondisi alam di sekitar rumah. (cst)