YOGYAKARTA — Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka menggelar diskusi dengan mengusung tema Jambore Dunia 2023 di Korea dalam rangkaian penyelenggaraan Pameran dan Diskusi Pramuka dalam Lintasan Sejarah, Selasa (23/11/2021).
Kegiatan yang digelar secara luring dari Auditorium Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI dan juga diikuti secara daring tersebut menghadirkan dua narasumber utama yaitu Kak Drs. Ahmad Rusdi, Wakil Ketua Kwarnas/Ketua Komisi Kerjasama Luar Negeri dan Kak Muhammad Irfan Ardiansyah Volunteer International di Korea mewakili pramuka.
Dalam kesempatan tersebut, Kak Ahmad Rusdi menyampaikan cerita pengalamannya dalam mengikuti ataupun berpartisipasi dalam Jambore Dunia dan tentang rencana dan target Kwarnas dalam mengirimkan kepesertaan maupun relawan ke penyelenggaraan Jambore Dunia 2023 di Korea, sebagaimana edaran yang telah disampaikan ke seluruh kwartir.
Kak Ahmad Rusdi menyebutkan bahwa Kwarnas menargetkan 1000 peserta dari Pramuka Indonesia untuk dapat mengikuti Jambore Dunia tahun 2023 yang akan diselenggarakan di SaeManGeum, Korea. Pihaknya mengajak para peserta untuk bisa segera menabung mulai hari ini agar bisa turut serta dalam kegiatan pramuka tingkat internasional tersebut.
“Saya sudah menabung untuk Cucu saya agar bisa ikut Jambore Dunia,” ujar Kak Ahmad Rusdi.
Menurut Kak Ahmad Rusdi, semua pramuka bisa berkesempatan untuk dapat mengikuti kegiatan internasional seperti Jambore Dunia dengan aktif mencari dan mengumpulkan informasi terkait penyelenggaraan kegiatan, menyiapkan berbagai syarat maupun hal lain, serta tentunya menyiapkan perbekalan termasuk finansial.
Dengan ajakan menabung mulai sekarang, diharapkan saat waktunya tiba nanti di tahun 2023, bisa digunakan untuk berangkat ke Jambore Dunia baik sebagai peserta maupun sebagai International Services Team mewakili Pramuka Indonesia.
Selanjutnya, Kak Muhammad Irfan Ardiansyah atau yang biasa dipanggil Kak Irfan menceritakan pengalamannya bagaimana dia menjadi seorang relawan yang magang di Korea, dikirim mewakili Gerakan Pramuka pada Agustus 2019 lalu selama tiga bulan.
Kak Irfan merupakan salah satu anggota pramuka yang beruntung dari ribuan anggota pramuka di seluruh dunia yang mendaftarkan diri pada kegiatan volunteer international di Korea tersebut. Pada mulanya ia aktif mencari informasi dari berbagai kanal/media kemudian mencoba untuk mengikuti setiap tahapannya.
“Program ini mensyaratkan harus anggota aktif, mempunyai KTA, dan mendapat rekomendasi dari NSO (Kwarnas),” ujar purna Racana Pramuka UGM tersebut.
Lebih lanjut ia menceritakan bahwa surat rekomendasi yang ia harus kumpulkan sifatnya berjenjang yaitu mulai dari tingkat Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, hingga di Kwartir Nasional yang kemudian dia sampaikan kepada panitia secara online.
“Aplikasi pendaftarannya serba online, simple,” lanjutnya.
Mantan Pemangku Adat Racana Gadjah Mada tersebut menegaskan bahwa yang mendaftar ribuan anggota pramuka dari seluruh dunia dan target volunteer adalah usia penegak dan pandega (yang sangat direkomendasikan) yang kemudian menjadi relawan mengajar bahasa Inggris serta mengenalkan budaya dari negara asal masing-masing.
Dialog hari ini juga dibersamai oleh Kak Berthold Sinaulan, Wakil Ketua Kwarnas/Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika yang juga menyampaikan cerita pengalamannya ketika mengikuti kegiatan internasional di beberapa negara. (cst)