YOGYAKARTA — Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) sebagai organisasi yang terjun langsung dalam penerapan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) turut dilibatkan dalam Audiensi ke Wakil Gubernur DIY pada Senin, 14 April 2025.
Audiensi tersebut menyampaikan maksud dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) DIY terkait dengan rencana Peluncuran Aplikasi Data Dampak Bencana di Satuan Pendidikan.
Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X setelah mencermati hasil pemaparan yang disampaikan menyampaikan setidaknya 4 poin umpan balik.
Yang pertama berkaitan dengan pengembangan aplikasi pelaporan dampak bencana. Pihaknya menegasakan bahwa aplikasi harus user friendly, dirancang agar mudah digunakan oleh berbagai kalangan.
“Khususnya operator di satuan pendidikan, yang memiliki beragam beban kerja dan tingkat literasi digital yang berbeda,” ujarnya.
Kemudian proses pengembangan aplikasi harus mempertimbangkan kondisi dan kompleksitas tugas operator sekolah, dengan pendekatan empati yang mengutamakan kemudahan, kepraktisan, dan dukungan terhadap kebutuhan pengguna lapangan.
Kedua, Wakil Gubernur DIY menyampaikan terkait dengan pendekatan Edukatif dalam SPAB. Yaitu, kegiatan SPAB hendaknya dirancang agar menyenangkan, menarik, dan berkesan bagi peserta didik.
“Tujuannya adalah membentuk pengalaman yang melekat kuat dalam memori anak-anak, sehingga tetap diingat dan bermanfaat saat menghadapi situasi bahaya atau bencana di masa mendatang,” tegasnya.
Menurutnya, pengembangan SPAB di DIY perlu menanamkan kesadaran tentang ragam potensi bencana yang ada di wilayah DIY. Edukasi kesiapsiagaan harus disampaikan dengan cara yang membangun hubungan “bersahabat” dengan ancaman bencana, bukan menakut-nakuti, serta menumbuhkan kemampuan adaptasi dan respon yang kontekstual.
Poin ketiga adalah Pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah. Menurut Wakil Gubernur DIY, sekolah perlu membentuk Tim Siaga Bencana yang melibatkan partisipasi aktif siswa.
“Pembagian peran dalam respon kedaruratan harus jelas (siapa berbuat apa), dan disosialisasikan secara rutin,” lanjutnya.
Berkaitan dengan simulasi dan pelatihan kebencanaan harus dilakukan secara berkala agar peran dan prosedur kedaruratan terinternalisasi dengan baik dan menjadi bagian dari memori kolektif seluruh warga sekolah.
Di point keempat, berkaitan dengan pendidikan sebagai Proses Investasi Jangka Panjang. KGPAA Paku Alam X menyebutkan bahwa pendidikan, termasuk pendidikan kebencanaan, adalah bagian dari proses membangun aset masa depan.
“Oleh karena itu, pendekatan dalam SPAB harus dilakukan secara holistik, menyenangkan, dan membekas, bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban,” pungkasnya.
Dalam pertemuan audiensi tersebut Kwarda DIY diwakili oleh Kak Bambang Sasongko (Kokok), Ketua Pusat Pengabdian Masyarakat dan Pramuka Peduli.
Pihaknya membersamai Kepala Dinas Dikpora, Kak Suhirman, Kepala Dinas Kominfo Kak Hari Edi Tri Wahyu Nugroho bersama Kabid Aplikasi dan Informatikan Kak Sayuri Egaravanda. Kemudian ada Kak Taufiq Arrahmah, Koordinator Umum FPRB DIY, serta Kak Ferika mewakili Plan Internasional Indonesia.