YOGYAKARTA – Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) melalui Bidang Pengabdian Masyarakat, Penanggulangan Bencana dan Lingkungan Hidup (Abdimas Gana LH) mengadakan Rapat Koordinasi Pramuka Peduli, Selasa (09/02/2021).
Rapat melalui Zoom Meeting tersebut dihadiri oleh perwakilan Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang se-DIY dengan tujuan mengevaluasi kegiatan Pos Koordinasi Kesiapsiagaan Merapi.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Kak Krido Suprayitno, Wakil Ketua Kwarda Bidang Abdimas Gana didampingi oleh Kak Hanggoro Adianto (Andalan Daerah Urusan Pramuka Peduli), Kak Bambang Sasongko (Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat dan Pramuka Peduli) beserta pengurus.
Seperti diketahui bahwa Kwarda DIY telah mengaktifkan Pos Koordinasi Kesiapsiagaan Merapi sejak 25 Januari 2021 dengan melibatkan unsur Pramuka Peduli Kwartir Cabang Gerakan Pramuka (Kwarcab) Kulon Progo, Bantul, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta sebagai petugas piket.
Dalam penyampaian pendapatnya, sebagian utusan Kwarcab mengharapkan ketugasan piket di Pos Koordinasi (Kwarda) dapat dikembalikan ke Pos Koordinasi di masing-masing Kwarcab, mengingat bahwa di wilayah Kwarcab juga memiliki potensi ancaman bencana seperti tanah longsor, pohon tumbang, dan bencana hidrometerorologi lainnya.
Permasalahan jarak tempuh ke Pos Koordinasi (Kwarda) dan waktu shift yang lama menjadi perhatian dari Kwarcab. Selain itu, Kwarcab juga menyarankan agar komunikasi dan informasi dapat dilakukan melalui group whatsapp atau radio komunikasi untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan di Pos Koordinasi (Kwarcab).
Dalam arahannya, Kak Krido Suprayitno menyatakan bahwa ketugasan di Pos Koordinasi tersebut merupakan simulasi atau pemanasan dalam rangka kesiapsiagaan Merapi. Hasilnya yang penting adalah kita dapat mengenali kekuatan Pramuka Peduli Kwarcab. Simulasi ini bermakna masing-masing Kwarcab siap untuk mendukung kesiapsiagaan Merapi.
“Pramuka Peduli tidak boleh lengah, bagaimana pun Merapi masih Siaga”, terang Kak Krido.
Adanya keputusan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman yang melakukan penarikan pengungsi dari Barak Pengungsian kembali ke tempat tinggal masing-masing perlu diselaraskan dengan penarikan petugas piket Pos Kordinasi (Kwarda) kembali ke Kwarcab masing-masing dengan melihat potensi masing-masing.
Kak Krido berharap Pos Koordinasi (Kwarda) tetap berjalan dan mempersilakan untuk Kwarcab mengatur potensi Pramuka Pedulinya agar dapat berpartisipasi di Pos Koordinasi (Kwarda). Namun tetap memperhatikan arahan Ketua Kwarda, untuk mengaktifkan Pos Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana di masing-masing Kwarcab.
Diinformasikan pula dalam rapat oleh Kak Shavitri Nurmala Dewi (Wakil Ketua Kwarcab Sleman Bidang Abdimas) bahwa piket yang dilakukan Pramuka Peduli Kwarcab Sleman saat ini di Posko Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Pakem.
Piket tetap dilaksanakan 2 shift yakni shift 1 (08.00-12.00) dan shift 2 (12.00-18.00), dengan ketugasan pendataan logistik, penataan logistik, mengisi galon, dapur umum dan distribusi logistik. Keterlibatan Pramuka Peduli Sleman di Posko Utama BPBD Sleman, Pakem sejak 22 Januari 2021.
Memperhatikan masukan dari setiap Kwarcab, maka diusulkan untuk petugas piket Pos Koordinasi Kesiapsiagaan Merapi (Kwarda) diambil dari Kwartir Ranting (Kwarran) terdekat dengan lokasi Pos Koordinasi (Kwarda) di Babarsari. Seperti halnya, Kwarran Depok (Sleman), Kwarran Banguntapan (Bantul). Petugas piket baru akan berlaku tanggal 11 Januari 2021.
Sementara itu Kak Bambang Sasongko, yang juga merupakan Ketua Satgas COVID-19 dan Kesiapsiagaan Merapi Kwarda DIY mengusulkan agar petugas piket Pos Koordinasi (Kwarda) juga melibatkan Satgas Covid-19 dan Kesiapsiagaan Merapi Kwarda.
Menurutnya, nantinya satgas ini dapat menjadi pendamping bagi petugas piket dari kwarcab. Mengingat Pramuka Peduli yang terlibat banyak dari golongan peserta didik maka waktu shift diperpendek dari 12 jam menjadi 6 jam.
Di penghujung rapat, Kak Hanggoro Adianto mengingatkan kepada seluruh Kwarcab untuk mengaktifkan Pos Koordinasi dengan dilengkapi perangkat radio (UHF) agar komunikasi dapat tetap terjalin selain menggunakan whatsapp. (ipd/cst)