YOGYAKARTA — Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dengan nama lahir Bendoro Raden Mas Dorodjatun, atau akrab dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia merupakan tokoh inspirasi Bangsa Indonesia, seorang pahlawan, sekaligus tokoh penting dalam Gerakan Pramuka. Kiprahnya luar biasa dalam mengisi pembangunan bangsa melalui Gerakan Pramuka.
Pada Minggu, 20 April 2025, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) melaksanakan renungan dalam rangka memperingati 113 tahun Bapak Pramuka Indonesia.
Renungan dilaksanakan di Aula Kaca, Kompleks Bumi Perkemahan Taman Tunas Wiguna Babarsari Yogyakarta dirangkai dengan kegiatan silaturahim dan syawalan, serta sarasehan.
Para peserta diminta untuk saling bergandengan tangan, mendengarkan dengan khidmat setiap untaian kata renungan yang dibacakan.
Teks renungan dibacakan oleh Kak Nanang Slamet Riyadi dan Kak Hermeyta Intan Nirmala Sari, Dewan Kerja Daerah DIY, diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari jajaran pengurus Kwarda DIY, perwakilan Kwartir Cabang se-DIY, mitra Pramuka DIY, dan tokoh masyarakat setempat.

Renungan berlangsung secara hikmat. Dalam kegiatan ini, dibacakan pula sejarah singkat Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Hal tersebut mengingatkan pada anggota Gerakan Pramuka akan perjalanan dan perjuangkan beliau dalam Gerakan Pramuka.
Cuplikan beberapa sambutan Bapak Pramuka Indonesia dibacakan. Di antaranya tentang Salam Pramuka tidak lagi dengan tiga jari, melainkan dengan lima jari, untuk mengingatkan setiap pramuka akan falsafat negara kita Pancasila.
“Warna setangan leher pramuka kita tetapkan merah putih, dengan maksud untuk disesuaikan dengan warna bendera kebangsaan kita Sang Merah Putih,” demikian cuplikan sambutan Kak Sultan HB IX.
Disebutkan pula bahwa warna pakaian seragam dipilih warna cokelat muda dan cokelat tua, yaitu warna seragam badan-badan dan laskar-laskar perjuangan kemerdekaan pada waktu revolusi fisik mempertahankan kelestarian hidup Negara, Republik Indonesia, yang kita proklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945.
“Segala sesuatunya dimaksudkan untuk mensimbolis jiwa patriotisme dan para pramuka selalu ingat kepada perjuangan para pahlawan kita. Tugas kita adalah untuk melanjutkan perjuangan pratriotik dari pahlawan-pahlawan kita,” urai Kak Sultan yang dibacakan dalam renungan.
Renungan ini diharapkan dapat diresapi oleh seluruh anggota Pramuka dan diinternalisasi menjadi tekad untuk tetap memandu di Gerakan Pramuka.