YOGYAKARTA — Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kamabida DIY), Kak Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan arahan dalam rangkaian pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) tahun 2025.
Bertempat di Aula Kaca, Kompleks Bumi Perkemahan Taman Tunas Wiguna Babarsari, Yogyakarta, pada Sabtu, 1 Januari 2025, Kamabida DIY menegaskan bahwa Pramuka harus melakukan aksi nyata.
Sebagaimana tema yang diusung dalam Rakerda 2025, Penguatan Gerakan Pramuka DIY dalam rangka Mendukung Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045, pramuka perlu mensinergikan program dengan pemerintah agar seiring sejalan.
Kamabida DIY menyampaikan bahwa masa depan merupakan arsitektur yang harus didesain, diorkestrasi, dan dimanifestasikan dengan visi transformatif.
Sultan HB X menyebutkan bahwa masa depan harus dibangun dengan kerja keras, dengan karakter yang kokoh, dan dari insan-insan yang memiliki ketajaman rasa, serta pemahaman mendalam akan peran mereka.
Dalam konteks nasional, semua itu telah terkonstruksi dalam Asta Cita, yang merefleksikan visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045”.
“Pramuka perlu turut menjadi katalis perubahan yang bersifat progresif, futuristik, dan adaptif,” tegas Kamabida DIY.
Disampaikan oleh Sultan HB X bahwa Asta Cita mencerminkan beberapa variabel utama: sumber daya manusia unggul, ekonomi berkelanjutan, governansi digital, serta harmoni sosial, yang berlandaskan nilai luhur bangsa.
Dalam hal ini, Asta Cita sejatinya sangat resonan dengan filosofi “Hamemayu Hayuning Bawana”, sebagai peta moral, yang menjelaskan tiga kewajiban manusia, sebagaimana tercermin dalam “Tri Satya Brata”.
Pertama, “rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa”. Bahwa kesejahteraan dunia, bergantung pada manusia yang memiliki ketajaman rasa, dan keharmonisan dengan alam.
“Untuk itu, gerakan Pramuka harus menjadi pionir dalam edukasi lingkungan, mendorong ekonomi hijau, dan ekonomi biru, serta memperkuat gerakan keberlanjutan,” tegasnya.
Kedua, “darmaning manungsa mahanani rahayuning negara”. Bahwanya, tugas manusia adalah menjaga keselamatan negara. Hal ini sejalan dengan komitmen memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, serta hak asasi manusia.
“Pramuka dapat berperan aktif, dengan membangun karakter pemuda yang disiplin, mandiri, dan memiliki jiwa bela negara,” imbuhnya.
Ketiga, “rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane”. Bahwa keselamatan manusia ditentukan oleh kemanusiaannya sendiri. Di era kecerdasan buatan, otomasi, dan “metaverse”, kita menghadapi dilema besar: “bagaimana mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan, di tengah dunia yang semakin terhubung secara virtual?”.
Sehingga, Kamabida DIY menghimbau bahwa Pramuka harus menjadi contoh nyata, dalam membangun ekosistem kepemimpinan yang berorientasi pada nilai, etika, serta solidaritas sosial yang lebih mendalam.
“Pramuka seharusnya menjadi role model nyata, dengan pengembangan sikap adaptif- progresif, tanpa meninggalkan nilai-nilai dan etika moral- budaya,” ujar Sultan HB X.
Di akhir sambutannya, Kamabida DIY menyampaikan bahwa rakerda kali ini diharapkan menjadi forum evaluasi program kerja, sekaligus menjadi ancangan program ke depan. Semoga Pramuka DIY dapat membumi-aktualisasikan motto pengabdiannya: “Satyaku kudharmakan, Dharmaku kubhaktikan”.
Dalam rangkaian pembukaan ini juga dilakukan penyerahan palu sidang dari Kamabida DIY kepada ketua Kwarda DIY dan penyerahan buku Asyiknya Menjadi Pramuka dari para penulis kepada Kamabida.
Rakerda 2025 diikuti oleh pengurus Kwartir Daerah, perutusan dari Kwartir Cabang se-DIY, perutusan Saka, dan Sako. Kegiatan diselenggarakan dalam dua kali Sidang Pleno dan 3 Sidang Kelompok. (cst)



























