YOGYAKARTA — Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Kak GKR Mangkubumi turut menghadiri pembukaan ASEAN Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) yang digelar di Royal Ambarrukmo Hotel, Selasa (01/08/2023).
Secara resmi, ARDEX 2023 dibuka oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK RI) Kak Muhadjir Effendy didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan beberapa pejabat terkait lainnya.
BNPB memilih Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lokasi pelatihan penanggulangan bencana regional atau ASEAN Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) pada 1-4 Agustus 2023 karena memiliki risiko tinggi terhadap ancaman gempa bumi.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto pada pembukaan ARDEX 2023. Menurutnya, pengalaman nyata pada tahun 2006 saat gempa bumi dengan magnitudo 6,5 yang berpusat di Kabupaten Bantul memakan korban tewas mencapai 5.578 jiwa dan menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah gempa di Indonesia.
“Pengalaman kejadian tersebut, Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan tentu saja memiliki kearifan lokal dalam menghadapi bencana yang perlu kita kenalkan pada negara-negara di kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Kegiatan yang diselenggarakan kali ini sejalan dengan hasil dari Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 tahun 2022, Indonesia sebagai tuan rumah ARDEX 2023 dan mengajak negara negara Asia Tenggara melakukan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana berbasis pembangunan berkelanjutan.
Kepala BNPB menegasakan bahwa ARDEX merupakan salah satu langkah dalam upaya pengelolaan pengurangan resiko bencana dengan melibatkan lintas sektor, lintas sistem, lintas skala dan batas melalui latihan simulasi kedaruratan dalam penanggulangan bencana.
Inovasi teknologi kebencanaan dalam menghadapi ancaman bencana merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan bersama dan harus berjalan seiring dengan dengan pemahaman terhadap kearifan dan budaya lokal, sehingga insersi teknologi dalam keseharian masyarakat bisa benar-benar berdampak pada perubahan perilaku sadar bencana berkelanjutan.
Melalui ARDEX ini diharapkan Indonesia dan negara negara sahabat di kawasan Asia Tenggara dapat melakukan sharing dan transfer ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang kebencanaan, dan budaya lokal dalam penanggulangan bencana.
Selain itu diharapkan pula melalui kegiatan ini dapat terjalin kerja sama sipil dan militer dalam penanggulangan bencana, guna membangun solidaritas antar negara ASEAN, menuju one ASEAN one response.
BNPB juga melibatkan Pramuka DIY sebagai petugas protokol dan Liaison Officer yang pada beberapa waktu sebelumnya diseleksi dan telah mengikuti pembekalan khusus. (*/cst)